Oleh Ismail - 1302045221
“Mengenal Parlemen Lebih Dekat”
Kunjungan
yang dilakukan mahasiswa HI universitas mulawarman angkatan 2013 dalam
rangka dialog dengan anggota DPRD kaltim dengan tema “ mengenal parlemen
lebih dekat” kunjungan ini dilakukan dalam rangka memperluas wawasan
mahasiswa dan melatih sikap kritis mahasiswa terhadap kehidupan politik
, serta menjadikan mahasiswa mampu mengkritisi dan mengawasi setiap
kebijakan yang dikeluarkan oleh DPRD.
Dalam kunjungan tersebut ada beberapa anggota DPRD kaltim yang menjadi pembicara, yaitu:
1. IR.Muhamad Adam.
2. Rita artatati Barito. SH
3. Hj. Siti Qomariah.SE
4. H. Mursidi Muslim.
5. Ahmad Rasyidi. Em.S,S.Pd.I
6. Herwanto Kewot S.P
7. Ferza Agusta. S.Sos.
Dalam
pertemuan itu satu persatu para anggota DPRD kaltim berbagi pengalaman
dengan para mahasiswa. Khususnya dalam rangka memperkenalkan bagaimana
kinerja para anggota dewan dan apa saja tugas yang dilakukan para
anggota dewan tersebut.
Anggota dewan yang pada saat itu
hadir dalam dialog tersebut mengatakan bahwa mahasiswa merupakan
orang-orang hebat yang terpelajar, yang nantinya akan menjadi generasi
penerus yang membawa bangsa pada kemajuan.
kepedulian
mahasiswa terhadap isu-isu stategis hendaknya harus lebih peka, daya
kritis mahasiswa menunjukkan bahwa mereka adalah kaum intelektual yang
akan dipersiapkan untuk membangun negeri ini.
"Mahasiswa
merupakan orang-orang yang terpelajar, dan harus diakui bahwa
mahasiswa adalah lokomotif menuju perubahan bangsa, namun di balik semua
itu mahasiswa hendaknya juga harus memiliki kepedulian terhadap
lingkungan, dan juga berprestasi secara akademik "
Selanjutnya
juga ditambahkan bahwa mahasiswa juga sekarang memiliki ilmu
pengetahuan yang luas, dan diharapkan mahasiswa mampu menjadi generasi
yang lebih baik, namun dengan syarat bahwa mahasiswa harus memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi.
"Kapasitas mahasiswa dalam
mengkritisi isu nasional maupun lokal sangat sensitive. Ditambah lagi
mahasiswa memiliki pemikiran yang mumpuni di bidang keilmuan, namun
harus saya tegaskan kembali bahwa rasa nasionalis mahasiswa harus
ditanamkan,"
Anggota dewan juga mengatakan kepada para
mahasiswa untuk memiliki etika dan moral yang tinggi, sehingga bisa
menjadi generasi yang mampu menghasilkan karya, bukan hanya sebagai
generasi yang bisa menggunakan apa-apa yang dihasilkan oleh orang lain.
Hal ini dikatakan oleh para anggota DPRD, karena belakangan ini,
generasi kita menjadi begitu konsumtif terhadap barang-barang ekspor
dari Negara lain. Demi menyikapi hal inilah para anggota dewan berusaha
untuk mengingatkan mahasiswa untuk mampu berkarya.
Anggota
dewan juga mengatakan bahwa melakukan pertemuan seperti ini dengan para
mahasiswa akan lebih baik dan bernilai positif, dibandingkan dengan
melakukan demo dan orasi yang pada umumnya selalu mengganggu aktivitas
dan rutinitas masyarakat. Seringkali aksi demo dan orasi mahasiswa malah
menjengkelkan masyarakat, karena biasanya, aksi yang dilakukan oleh
para mahasiswa itu, seringkali menyebabkan kemacetan dijalan.
Para
anggota dewan berharap dengan pertemuan seperti ini akan mampu mengubah
“mindset”mahasiswa terhadap para anggota DPRD yang seringkali menilai
para anggota DPRD dengan penilaian negative, mereka mengharapkan
respon-respon postif dari mahasiswa. Sehingga hubungan antara mahasiswa
dan para anggota dewan lebih akrab.
Dalam pertemuan itu
para anggota dewan juga memberikan kesempatan untuk berdiskusi, dan
memberikan kebebasan bertanya kepada para mahasiswa.
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang diajukan oleh para mahasiswa kepada para anggota DPRD kaltim.
1. Bagaimana peran mahasiswa dalam system politik kaltim?
peran
mahasiswa dalam system politik kaltim, cukup berpengaruh, mahasiswa
mengkritisi dan mengawasi setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah kal-tim. Apabila kebijakan yang dikeluarkan dirasa tidak
sesuai dengan kondisi masyarakat, maka kebijakan tersebut akan dikritisi
oleh para mahasiswa, dengan masuknya aspirasi dan kritikan dari
mahasiswa tersebut, para anggota dewan akan melakukan rapat mengenai,
kebijakan yang dikritisi tersebut.
2. Bagaimana konsep otonomi khusus yang diminta oleh Kalimantan timur?
Konsep
otonomi khusus yang dituntut oleh masyarakat Kalimantan timur merupakan
isu yang sampai saat ini masih dibahas di dalam rapat oleh para anggota
dewan, otonomi khusus yang dituntut oleh pemerintah kal-tim sebenarnya
merupakan isu yang dicanangkan oleh gubernur kal-tim yaitu Awang Faroek
Ishak, hal ini dikarenakan kaltim yang menyumbangkan kekayaan senilai
kurang lebih 400 triliun kepusat, namun anggaran dari pusat yang kembali
ke kal-tim hanya senilai 15 triliun, hal ini dirasa sangat tidak adil,
namun mengingat pasal 33 ayat 3 Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi
“bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”,
rasanya otsus yang dituntut pemerintah masih jauh dari harapan terwujud,
karena
apa yang dilakukan pemerintah terkait dengan anggaran yang diterima
kaltim digunakan untuk anggaran ke daerah lainnya yang tidak mempunyai
sumber daya seperti kaltim, agar dapat menerima anggaran, melalui
anggaran dana yang disumbangkan kaltim ke pusat, inilah yang dimaksud
dengan pemerataan keadilan oleh pemerintah walaupun kal-tim harus
dikorbankan.
3. Bagaimana dengan masalah tingginya
angka gol-put dikaltim, apa penyebabnya? Apakah karena
disebabkan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap perwakilan mereka. ?
Tingginya
jumlah angka masyarakat yang tidak ikut serta dalam pemilihan umum
kal-tim disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya
sosialisasi Komisi Pemilihan Umum dalam menerangkan bagaimana pentingnya
pemilu. tingkat partisipasi masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor
kapabilitas, kuantitas, dan isi tas, untuk poin terakhir maksudnya
adalah bagaimana kondisi masyarakat kita yang memilih karena uang, ada
caleg yang “membeli” suara rakyat dengan materi yang dimilikinya, inilah
mengapa dikatakan “isi tas” turut mempengaruhi tingkat partisipasi
masyarakat terhadap pemilu.
0 komentar:
Post a Comment