.

.
Home » » Kunjungan DPRD Prov. Kalimantan Timur - Faruq Fahreza

Kunjungan DPRD Prov. Kalimantan Timur - Faruq Fahreza

Oleh   Faruq Fahreza - 1302045187

Pertama tugas ini adalah tugas mata kuliah Teori Perbandingan Politik melaporkan hasil ketika dialog bersama DPRD provinsi di ruang rapat  dengan tema “mengenal parlemen lebih dekat” di laporan ini akan bercerita tentang bagaimana ketika memasuki ke dalam kantor DPRD, pelayananya, subtansi acaranya, respond para parlemen komisi, dan respon dari mahasiswa dari kritik maupun saran, dan apa yang di dapat ketika sudah selesai dialog tersebut.

Dimulai dari bagaimana ketika para mahasiswa hubungan internasional memasuki ke tempat acara, di sana sudah ada 150 mahasiswa yang sudah menunggu para anggota DPR untuk menuju ruang rapat untuk memulai dialong pada hari senin 18 mei 2015, dan setelah sekitar 15 menit menunggu pada akhirnya bermunculan lah satu persatu para anggota dprd yang menuju tempat yang sudah di sediakan dan tak lupa pula makanan dan cangkir minuman di tempat para anggota dan makanan kotak untuk mahasiswa yang telah di sediakan lebih awal sebelum acara di mulai, sebelum acara di mulai para mahasiswa menyempatkan diri mereka untuk ber bincang – bincang dengan teman yang ada di dekatnya, dan pada saat para anggota DPR sudah berdatangan semua, acara pun dimulai.

Setelah semua anggota DPRD telah menduduki tempat yang sudah di sediakan pada akhirnya acara pun di mulai, denga kata sambutan dan motivasi dari masing – masing anggota DPRD, dan isi motivasi itu berupa bagaimana cara menjadi mahasiswa yang berprestasi, memotivasi untuk mendapat IPK 3.00, ada juga yang mengatakan “ memang IP yang 3 koma keatas itu berprestasi, tetapi hati – hati dengan IP yang 2 koma, ketika mereka suskes mereka akan memperkerjakan orang yang ber IP 3 koma”, ada juga yang menceritakan kisah susah senang nya hidup ketika menjadi mahasiswa yang sekarang sudah menjadi anggota DPRD yang termuda, yang beliau ceritakan itu adalah ketika beliau kuliah tidak beres, sampai 4 kali ganti unversitas yang telah berdampak kepercayaan orang tuanya itu hilang, setelah lulus kuliah pada akhirnya beliau ikut dalam salah satu partai politik dan menyalonkan diri menjadi calon DPRD tingkat 1, ayahnya pun sebanarnya pesimis dengan anaknya itu yang berani menyalonkan diri, dan nomor urutnya pun itu no.8 bukan nomor yang berpotensi peluang kemenanganya itu besar, tanpa di sadari beliau menang , dan sekarang menjabat menjadi anggota komisi 4, Setelah semua para anggota DPRD telah selesai menyampaikan sambutan dan motivasi, ada yang terakhir menyampaikan potensi kaltim, ketika sudah di jelaskan masuklah ke bagian inti dari acara ini yaitu sesi Tanya jawab,

Banyak sekali para mahasiswa yang mengangkat tanganya dan bertanya secara kritis, waktu itu yang saya suka yaitu pertanyaan yang menanyakan persoalan taman kota yang di bhayangkara yang sebelumnya itu adalah sekolah SMP dan SMA 1 samarinda yang dari dulu sudah berdiri kokoh dan bersejarah di jamanya yang sekarang rata dengan tanah dan tinggal pohon yang tumbuh di sana dan masih separuh pembangunan, karena di stop oleh pemerintah, dan dengar – dengar pembangunan itu di lanjutkan oleh pihak swasta, nah yang di kecewakan oleh salah satu anggota DPRD ialah mengapa bangunan itu di ratakan dengan tanah, tempat itu bisa di buat bangunan bersejarah, atau tempat perpustakaan kota. Yang ada di pikiran saya yaitu tidak usah di hancurkan bangunan itu, cukup di jaga dan di dalamnya di bikin semacam taman mini agar menarik perhatian, karena bangunan tua itu akan menjadi pusat perhatian bagi masyarakat local, maupun masyarakat mancanegara. Lalu ada yang bertanya soal golput yang di kaltim yang hampir 40%, dan para anggota DPRD itu menjawab mereka yang dimana para rakyat terkadang partisipasinya kurang, karena “buat apa memilih tidak menghasilkan apa – apa hanya waktu dan tenaga terkuras” atau jika memilih kalau ada “serangan fajar”, di sinilah mental para partisipasi ini yang harus di perbaiki, karena demokrasi tidak akan jalan ketika partisipasinya itu tidak ada dan ini adalah PR buat kita semua untuk membuat demokrasi itu hidup. Dan mengenai tentang otonomi khusus yang dimana konsep ini masih tanda Tanya apakah KALTIM ini menginginkan otonomi khusus atau tidak, dan masih di perdebatkan sampai saat ini.

Ketika sudah mulai selesai para parlemen mengatakan tempat ini adalah rumah kita, rumah rakyat ketika kalian mau menyuarakan suara kalian silahkan datang di omongkan baik – baik jangan berdemo merusak infrastruktur, itu akan memperparah keadaan, setelah acara nya selesai dan semuanya meninggalkan tempat acara, ada banyak sekali yang di dapatkan oleh mahasiswa yang akan di bawa buat kedepanya, sebenarnya ketika pembahasan di dalam sesi Tanya jawab saya tidak merasakan subtansi yang di dalam tema tersebut (mengenal parlemen lebih dekat) tetapi saya mendapat menagkap sedikit pertanyaan teman – teman dan jawaban dari parlemen yang di lihat, seperti perbedaan DPRD kota dan DPRD provinsi sebenarnya simple perbedaanya terletak pada fungsi dan tugas, kedua lembaga ini secara procedural itu sama, dalam struktur, administrasi, sistemnya, tertapi perbedaanya di tempat mereka bertugas DPRD kota itu bertugas di lingkup kota, tetapi jika DPRD provinsi itu bertugas di lingkup provinsi. Jika kalau di dalam system BEM (badan eksekutif mahasiswa) dan DPM (dewan perwakilan mahasiswa) di lingkup unmul, BEM dan DPM di fakultas itu adalah lingkup kota, lalu BEM dan DPM KM unmul itu adalah lingkup provinsi.

0 komentar:

Post a Comment