Oleh Suharno - 1302045189
MEGENAL PARLEMEN LEBIH DEKAT
Pada
tanggal 18 mei 2015 tepatnya pada hari Senin. Mahasiswa Hubungan
Internasional Angkatan 2013 Universitas Mulawarman melakukan Kunjungan
dalam rangka dialog dengan anggota DPRD kaltim dengan tema “ mengenal
parlemen lebih dekat”. kunjungan ini dilakukan dalam rangka memperluas
wawasan mahasiswa dan melatih sikap kritis mahasiswa terhadap kehidupan
politik , serta menjadikan mahasiswa mampu mengkritisi dan mengawasi
setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh DPRD.
Dalam kunjungan tersebut ada beberapa anggota DPRD kaltim yang menjadi pembicara, yaitu:
1. IR.Muhamad Adam.
2. Rita artatati Barito. SH
3. Hj. Siti Qomariah.SE
4. H. Mursidi Muslim.
5. Ahmad Rasyidi. Em.S,S.Pd.I
6. Herwanto Kewot S.P
7. Ferza Agusta. S.Sos.
Dalam
pertemuan itu satu persatu para anggota DPRD kaltim berbagi pengalaman
dengan para mahasiswa. Khususnya dalam rangka memperkenalkan bagaimana
kinerja para anggota dewan dan apa saja tugas yang dilakukan para
anggota dewan tersebut.
Anggota dewan yang pada saat itu
hadir dalam dialog tersebut mengatakan bahwa mahasiswa merupakan
orang-orang hebat yang terpelajar, yang nantinya akan menjadi generasi
emas untuk kemajuan bangsa.
Kepedulian mahasiswa
terhadap isu-isu stategis hendaknya harus lebih peka, daya kritis
mahasiswa menunjukkan bahwa mereka adalah kaum intelektual yang akan
dipersiapkan untuk membangun negeri ini. Mahasiswa merupakan orang-orang
yang terpelajar, dan harus diakui bahwa mahasiswa adalah lokomotif
menuju perubahan bangsa, namun di balik semua itu mahasiswa hendaknya
juga harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan, dan juga berprestasi
secara akademik. Selanjutnya juga ditambahkan bahwa mahasiswa juga
sekarang memiliki ilmu pengetahuan yang luas, dan diharapkan mahasiswa
mampu menjadi generasi yang lebih baik, namun dengan syarat bahwa
mahasiswa harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Kapasitas
mahasiswa dalam mengkritisi isu nasional maupun lokal sangat sensitive.
Ditambah lagi mahasiswa memiliki pemikiran yang mumpuni di bidang
keilmuan, namun harus saya tegaskan kembali bahwa rasa nasionalis
mahasiswa harus ditanamkan.
Anggota dewan juga
mengatakan kepada para mahasiswa untuk memiliki etika dan moral yang
tinggi, sehingga bisa menjadi generasi yang mampu menghasilkan karya,
bukan hanya sebagai generasi yang bisa menggunakan apa-apa yang
dihasilkan oleh orang lain. Hal ini dikatakan oleh para anggota DPRD,
karena belakangan ini, generasi kita menjadi begitu konsumtif terhadap
barang-barang ekspor dari Negara lain. Demi menyikapi hal inilah para
anggota dewan berusaha untuk mengingatkan mahasiswa untuk mampu
berkarya.
Dalam pertemuan ini anggota DPRD juga
membahas tentang anggaran yang dimiliki kaltim , dimana kaltim
menyumbangkan kekayaannya kepada pemerintah pusat sekitar 400 trilyun
dan yang kembali kekaltim hanya 14-17 triliyun , tentu itu tidak cukup
bagi kaltim , oleh sebab itu gubernur kaltim menginginkan adanya OTSUS
di wilayah kaltim. Tatapi ada pula masyarakat kaltim yang tidak setuju
dengan adanya OTSUS, masyarakat menuding bahwa jika pemerintah dearah
hanya berfokus kepada masalah OTSUS tentunya pemerintah tidak akan
maksimal dalam menjalankan kinerjanya untuk rakyat , masyarakat menuntut
kepada pemerintah kaltim untuk membangun dan memperbaiki fasilitas yang
ada dulu dibanding harus sibuk mengurusi OTSUS yang belum pasti kaltim
dapatkan.
Anggota dewan juga mengatakan bahwa melakukan
pertemuan seperti ini dengan para mahasiswa akan lebih baik dan
bernilai positif, dibandingkan dengan melakukan demo dan orasi yang pada
umumnya selalu mengganggu aktivitas dan rutinitas masyarakat.
Seringkali aksi demo dan orasi mahasiswa malah menjengkelkan masyarakat,
karena biasanya, aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa itu,
seringkali menyebabkan kemacetan dijalan.
Para anggota
dewan berharap dengan pertemuan seperti ini akan mampu mengubah
“mindset”mahasiswa terhadap para anggota DPRD yang seringkali menilai
para anggota DPRD dengan penilaian negative, mereka mengharapkan
respon-respon postif dari mahasiswa. Sehingga hubungan antara mahasiswa
dan para anggota dewan lebih akrab.
Dalam pertemuan itu
para anggota dewan juga memberikan kesempatan untuk berdiskusi, dan
memberikan kebebasan bertanya kepada para mahasiswa. Berikut adalah
beberapa pertanyaan yang diajukan oleh para mahasiswa kepada para
anggota DPRD kaltim ;
1. Bagaimana konsep otonomi khusus yang diminta oleh Kalimantan timur?
Konsep
otonomi khusus yang dituntut oleh masyarakat Kalimantan timur merupakan
isu yang sampai saat ini masih dibahas di dalam rapat oleh para anggota
dewan, otonomi khusus yang dituntut oleh pemerintah kal-tim sebenarnya
merupakan isu yang dicanangkan oleh gubernur kal-tim yaitu Awang Faroek
Ishak, hal ini dikarenakan kaltim yang menyumbangkan kekayaan senilai
kurang lebih 400 triliun kepusat namun hanya mendapat anggaran dari
pusat hanya senilai 15 triliun, hal ini dirasa sangat tidak adil, namun
mengingat pasal 33 ayat 3 Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi bumi,
air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara
dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, rasanya otsus
yang dituntut pemerintah masih jauh dari harapan terwujud,
karena
apa yang dilakukan pemerintah terkait dengan anggaran yang diterima
kaltim digunakan untuk anggaran ke daerah lainnya yang tidak mempunyai
sumber daya seperti kaltim, agar dapat menerima anggaran, melalui
anggaran dana yang disumbangkan kaltim ke pusat, inilah yang dimaksud
dengan pemerataan keadilan oleh pemerintah walaupun kal-tim harus
dikorbankan.
2. Untuk Anggaran pendidikan hanya 20%, apakah cukup ?
Anggaran
untuk pendidikan di kaltim jika hanya diberikan 20% itu masih belum
cukup , karena jika dilihat dari segi fasilitas yang berada di
sekolah-sekolah dan dikampus masih belum baik , tetapi ada pula bantuan
yang di berikan oleh APBN untuk memenuhi kekurangan fasilitas ataupun
yang lainya yang di berikan kepada sekolah-sekolah dan kampus. Tetapi
dalam hal ini pemerintah kaltim telah berusaha untuk memberikan yang
terbaik dalam hal pendidikan di kaltim, seperti Bapak Gubernur kaltim
yang memberikan beasiswa kepada 50.000 pelajar , itu membuktikan bahwa
bapak Awang Faroek Ishak Sebagai gubernur kaltim bersungguh-sungguh
dalam hal pendidikan.
0 komentar:
Post a Comment