Oleh Pajriansyah - 1302045199
“Mengenal Parlemen Lebih Dekat”
Kunjungan
yang dilakukan mahasiswa HI universitas mulawarman angkatan 2013 dalam
rangka dialog dengan anggota DPRD kaltim dengan tema “ mengenal parlemen
lebih dekat” kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka memperluas
wawasan mahasiswa dan melatih sikap kritis mahasiswa terhadap kehidupan
politik , serta menjadikan mahasiswa mampu mengkritisi dan mengawasi
setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh DPRD.
Dalam kunjungan tersebut ada beberapa anggota DPRD kaltim yang menjadi pembicara, yaitu:
1. IR.Muhamad Adam.
2. Rita artatati Barito. SH
3. Hj. Siti Qomariah.SE
4. H. Mursidi Muslim.
5. Ahmad Rasyidi. Em.S,S.Pd.I
6. Herwanto Kewot S.P
7. Ferza Agusta. S.Sos.
Dalam
pertemuan itu satu persatu para anggota DPRD kaltim berbagi pengalaman
dengan para mahasiswa. Khususnya dalam rangka memperkenalkan bagaimana
kinerja para anggota dewan dan apa saja tugas yang dilakukan para
anggota dewan tersebut.
Anggota dewan yang pada saat itu
hadir dalam dialog tersebut mengatakan bahwa mahasiswa merupakan
orang-orang hebat yang terpelajar, yang nantinya akan menjadi generasi
penerus yang akan membawa bangsa menjadi lebih kemajuan.
kepedulian
mahasiswa terhadap isu-isu stategis hendaknya harus lebih peka, daya
kritis mahasiswa menunjukkan bahwa mereka adalah kaum intelektual yang
akan dipersiapkan untuk membangun negeri ini.
"Mahasiswa
merupakan orang-orang yang terpelajar, dan harus diakui bahwa
mahasiswa adalah lokomotif menuju perubahan bangsa, namun di balik semua
itu mahasiswa hendaknya juga harus memiliki kepedulian terhadap
lingkungan, dan juga berprestasi secara akademik "
Selanjutnya
juga ditambahkan bahwa mahasiswa juga sekarang memiliki ilmu
pengetahuan yang luas, dan diharapkan mahasiswa mampu menjadi generasi
yang lebih baik, namun dengan syarat bahwa mahasiswa harus memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi.
"Kapasitas mahasiswa dalam
mengkritisi isu nasional maupun lokal sangat sensitive. Ditambah lagi
mahasiswa memiliki pemikiran yang mumpuni di bidang keilmuan, namun
harus saya tegaskan kembali bahwa rasa nasionalis mahasiswa harus
ditanamkan,"
Anggota dewan juga mengatakan kepada para
mahasiswa untuk memiliki etika dan moral yang tinggi, sehingga bisa
menjadi generasi yang mampu menghasilkan karya, bukan hanya sebagai
generasi yang bisa menggunakan apa-apa yang dihasilkan oleh orang lain.
Hal ini dikatakan oleh para anggota DPRD, karena belakangan ini,
generasi kita menjadi begitu konsumtif terhadap barang-barang ekspor
dari Negara lain. Demi menyikapi hal inilah para anggota dewan berusaha
untuk mengingatkan mahasiswa untuk mampu berkarya.
Anggota
dewan juga mengatakan bahwa melakukan pertemuan seperti ini dengan para
mahasiswa akan lebih baik dan bernilai positif, dibandingkan dengan
melakukan demo dan orasi yang pada umumnya selalu mengganggu aktivitas
dan rutinitas masyarakat. Seringkali aksi demo dan orasi mahasiswa
membuat jengkel masyarakat. karena biasanya, aksi yang dilakukan oleh
para mahasiswa seringkali menyebabkan kemacetan dijalan.
Para
anggota dewan berharap dengan pertemuan seperti ini akan mampu mengubah
“mindset”mahasiswa terhadap para anggota DPRD yang seringkali menilai
para anggota DPRD dengan penilaian negative, mereka mengharapkan
respon-respon postif dari mahasiswa. Sehingga hubungan antara mahasiswa
dan para anggota dewan lebih akrab.
Dalam pertemuan itu
para anggota dewan juga memberikan kesempatan untuk berdiskusi, dan
memberikan kebebasan bertanya kepada para mahasiswa.
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang diajukan oleh para mahasiswa kepada para anggota DPRD kaltim.
1. Bagaimana peran mahasiswa dalam system politik kaltim?
peran
mahasiswa dalam system politik kaltim, cukup berpengaruh, mahasiswa
mengkritisi dan mengawasi setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah kal-tim. Apabila kebijakan yang dikeluarkan dirasa tidak
sesuai dengan kondisi masyarakat, maka kebijakan tersebut akan dikritisi
oleh para mahasiswa, dengan masuknya aspirasi dan kritikan dari
mahasiswa tersebut, para anggota dewan akan melakukan rapat mengenai,
kebijakan yang dikritisi tersebut.
2. Bagaimana konsep otonomi khusus yang diminta oleh Kalimantan timur?
Konsep
otonomi khusus yang dituntut oleh masyarakat Kalimantan timur merupakan
isu yang sampai saat ini masih dibahas di dalam rapat oleh para anggota
dewan, otonomi khusus yang dituntut oleh pemerintah kal-tim sebenarnya
merupakan isu yang dicanangkan oleh gubernur kal-tim yaitu Awang Faroek
Ishak, hal ini dikarenakan kaltim yang menyumbangkan kekayaan senilai
kurang lebih 400 triliun kepusat, namun anggaran dari pusat yang kembali
ke kal-tim hanya senilai 15 triliun, hal ini dirasa sangat tidak adil,
namun mengingat pasal 33 ayat 3 Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi
“bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”,
rasanya otsus yang dituntut pemerintah masih jauh dari harapan terwujud,
karena apa yang dilakukan pemerintah terkait dengan anggaran yang
diterima kaltim digunakan untuk anggaran ke daerah lainnya yang tidak
mempunyai sumber daya seperti kaltim, agar dapat menerima anggaran,
melalui anggaran dana yang disumbangkan kaltim ke pusat, inilah yang
dimaksud dengan pemerataan keadilan oleh pemerintah walaupun kal-tim
harus dikorbankan.
0 komentar:
Post a Comment