.

.
Home » » Kunjungan DPRD Prov. Kalimantan Timur - Rohmatun Sinta Rahayu

Kunjungan DPRD Prov. Kalimantan Timur - Rohmatun Sinta Rahayu

Oleh   Rohmatun Sinta Rahayu - 1302045201




Observasi ke DPRD Provinsi Kalimantan Timur 18 Mei 2015
Dialog Bersama DPRD Provinsi Kalimantan Timur Mengenai Parlemen Lebih Dekat Periode 2014-2019



Pada kunjungan mahasiswa Hubungan Internasional angkatan 2013 pada 18 Mei 2015 di Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Timur memiliki inti dialog mengenai generasi pemuda yang didambakan untuk melanjutkan perjuangan mensejahterakan rakyat. Pembicara pada dialog hari ini merupakan masing masing perwakilan daerah di dalam DPRD Provinsi Kalimantan Timur, yaitu:
1. Ibu Rita Barito, fraksi Partai Golkar
2. Bapak Muhsidi Muslim,  perwakilan Kutai Barat Mahakam
3. Ustadz Rosyidi,
4. Bapak Hermanto Kewot, fraksi PDI-P
5. Ibu Qomariyah,
6. Bapak Adam,
7. Bapak Ferza, fraksi Golkar perwakilan Bontang

Bapak Adam, menjelaskan bahwa setiap 4 bulan sekali anggota DPRD melakukan kegiatan turun pers yang disebut jarring asmara (aspirasi masyarakat). DPRD juga memiliki tata tertib yang mereka buat untuk wajib dipatuhi peraturannya di dalam lingkungan DPRD Provinsi Kalimantan Timur serta Kode Etik sebagai panutan untuk memutuskan sesuatu kejadian yang telah terjadi untuk ditindak-lanjuti.
DPRD memiliki tiga fungsi kerja, antara lain: membuat peraturan daerah maupun kebijakan; mengalokasi kebijakan; dan mengontrol anggaran dan peraturan daerah.
Dalam lingkungan dunia politik di DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Beliau mengatakan tidak ada istilah tentang new comer atau pendatang baru yang dipastikan tidak memiliki keterampilan seperti senior politik. Tidak ada pula pembatasan jam kerja dan harus selalu hadir dalam rapat paripurna.
Masing-masing pendialog telah menyimpulkan generasi bangsa yang diinginkan untuk mencapai kesejahteraan rakyat dan melanjutkan misi politik di DPRD Provinsi Kalimantan Timur yaitu: keteguhan iman dan religius, pantang menyerah, beretika baik, berjiwa nasionalis dan beriringan dengan modernisasi, penguasaan komunikasi, serta kemandirian.
Ustadz Rosyidi, menceritakan pandangan masyarakat yang menilai bahwa politik itu kotor. Beliau menjelaskan bahwa politik itu seperti motor dan para politisi adalah pengguna motor nya. Disini mengingatkan saya dengan ajaran Bapak Chairul Aftah saat menjadi dosen Teori Perbandingan Politik, yang memiliki arti sama bahwa politik itu memiliki sistem yang benar, hanya tergantung pada user yang menjalankannya saja.
Bapak Ferza memberikan motivasi kepada kami bahwa untuk mencapai tujuan kita harus menempuh berbagai proses sehingga dibutuhkan semangat pantang menyerah.
“Apapun proses yang ditempuh, tujuan harus tercapai.”
Ibu Qomariyah, mengusulkan proyek tim terpadu daripada memperjuangkan otonomi daerah. Tim terpadu memiliki skala prioritas yang sama seperti DPRD Provinsi Kalimantan Timur, yaitu: perbaikan infrastruktur pendidikan; perbaikan sumber daya manusia, ekonomi, dan kesehatan; serta kesejahteraan pertanian.
Pada sesi diskusi yang sangat membuat antusias yaitu mengenai Program Beasiswa Kalimantan Timur. Anggaran pendidikan tersebut dikirim melalui lembaga-lembaga. Sebesar 20% anggaran merupakan putusan Undang-undang yang wajib diberikan untuk sektor pendidikan. Dalam kenyataan besar presentase pemberian tergantung pada Kepala Daerah tertentu yang dapat memberikan lebih dari 20%.
Kalmantan Timur, selain ada hubungan mitra dengan Rusia dalam sektor pendidikan, adapula kerjasama Indonesia dan Rusia yang memiliki rencana pembangunan rel kereta api di Kalimantan. Harapannya, proyek ini akan dijalankan mulai tahun 2016. Mulai dari titik Kutai Barat, Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara hingga Balikpapan. Pemerintah telah mengirimkan beberapa pemuda-pemudi untuk mempelajari proyek ini di Rusia, yang akan kembali ke negeri dan menerapkannya di dalam negeri.

DPRD-Mahasiswa Dialog Kelembagaan
www.dprd-kaltimprov.go.id

Tingginya daya kritis mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah baik pusat dan daerah semakin menunjukkan bahwa kaum intelektual mahasiswa memiliki rasa tanggung jawab dalam mengawasi setiap kebijakan yang telah dikeluarkan baik oleh eksekutif maupun legislatif. Untuk mempertajam wawasan dalam hal pembelajaran dibidang politik, mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di Kalimantan Timur Universitas Mulawarman, melakukan dialog mengenai kelembagaan atau parlemen di DPRD Provinsi Kalimantan Timur, pada hari Senin.
Anggota dewan yang hadir pada saat pertemuan mengaku hingga dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap kegiatan mahasiswa untuk mengetahui lebih dalam terhadap kinerja parlemen. Mursidi Muslim yang pada saat itu hadir dalam dialog tersebut mengatakan bahwa emas untuk kemajuan bangsa , kepedulian mahasiswa terhadap isu-isu strategis hendaknya harus lebih peka, daya kritis mahasiswa menunjukkan bahwa mereka adalah kaum intelektual yang akan dipersiapkan untuk membangun negeri ini.
“Mahasiswa merupakan orang-orang yang terpelajar, dan harus diaku bahwa mahasiswa adalah lokomotif menuju perubahan bangsa, namun dibalik semua itu mahasiswa hendaknya juga harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan, dan juga berprestasi secara akademik,” katanya.
Selanjutnya Hermanto Kewot juga menambahkan bahwa mahasiswa sekarang telah memiliki kapasitas yang mumpuni secara keilmuan, kesempatan untuk menjadi lebih baik sebagai seorang generasi penerus masih terbuka lebar namun harus dipahami juga bahwa mahasiswa mesti memiliki mental yang dilandaskan nasionalis.
“Kapasitas mahasiswa dalam mengkritisi isu nasional maupun local sangat sensitive. Ditambah lagi mahasiswa memiliki pemikiran yang mumpuni di bidang keilmuan, namun harus saya tegaskan kembali bahwa rasa nasionalis mahasiswa harus ditanamkan,” ucapnya.
Dalam pertemuan yang dilakukan di Gedung DPRD lantai 6 itu, anggota dewan berpesan kepada mahasiswa agar memiliki rasa etika yang tinggi, rasa memiliki juga harus ditumbuhkan sejak awal, jadilah generasi yang bisa berbuat sesuatu bukan hanya menjadi peniru.
Terakhir anggota dewan lainnya Adam memberikan apresiasi yang sangat tinggi atas kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut. Kegiatan dialog dengan dewan merupakan hal yang positif yang belum diketahui terhadap anggota DPRD.
“Kita sebagai anggota dewan harus memberikan pemahaman kepada para mahasiswa apa saja tugas dan fungsi dewan. Pertemuan ini juga merupakan momen yang tepat bagi dewan untuk menjelaskan bahwa persepsi negative mahasiswa terhadap anggota dewan bisa berbalik. Banyak hal yang disampaikan termasuk tugas utama di luar dari tugas pokok dewan,” katanya.

0 komentar:

Post a Comment