Pemimpin Agung Iran
Dewi Puspita Sari
Dalam
sistem pemerintahan, Iran memiliki pemimpin tertinggi yangkedudukannya
melebihi siapapun, yaitu pemimpin agung. Karena yang menggiringIran ke
arah revolusi adalah para ulama, maka tidak heran kemudian dalam
pembuatan konstitusi ulama berperan besar yang akhirnya membuat
konstitusi bahwa pemimpin tertinggi negara adalah seorang ulama yang
dipilih oleh majelis ahli.Pada masa perjuangan revolusi, Ayatollah
Khomeini yang kemudian ditunjuksebagai pemimpin agung samapai wafatnya-
menghembuskan nafas-nafas pembebasan dan penggantian pemerintahan dengan
konsep “wilayatul faqih”.
Wilayatul faqih secara
sederhana dapat diartikan bahwa kedaulatan, kekuasaan, dankepemimpinan
negara ditangan seorang faqih yang adil dan kompeten dalam urusanagama
dan dunia. Dalam hal ini kemudian Khomeini diklaim sebagai orang yang
paling tepat. Pemimpin Agung harus berlatar belakang ulama Islam. Sampai
saat iniIran telah memiliki dua pemimpin agung, yaitu Ayatollah
Khomeini dan Ali Al-Khamenei. Nama pertama bahkan dianggap sebagai
seorang imam besar oleh rakyatIran.Jadi dalam konsep pemerintahan
wilayatul faqih, kedudukan pemimpin agunglebih tinggi dibanding
presiden. Maka presiden di Iran bisa dibilang hanyalah orangkedua,
sedang orang pertama adalah pemimpin agung. Selain itu, Pemimpin
Agunglah yang berhak menunjuk kepala militer dan lembaga yudikatif.
Ketika PemimpinAgung menyerukan perang maka perangpun akan terjadi.Dalam
perkembangannya, Iran dinilai oleh dunia internasional sebagai
republikyang anti-demokrasi karena konsep wilayatul faqih ini. Seorang
pemimpin agungyang ditunjuk dan diawasi oleh Majelis Ahli memiliki
kekuasaan mutlak pada tigaelemen pemerintahan
(eksekutif,legislatif,danyudikatif).Halinimembuatkesan bahwa
pemerintahan Iran terkesan otoriter, hanya saja karena pemimpinnya
adalah seorang ulama yang sangat dihormati rakyatnya, maka tidak akan
ada aksi pemberontakan melawan pemerintahan ini.Dalam pemerintahan Iran,
perkataan Pemimpin Agung ibarat firman Tuhan yangharus dipatuhi.
Walaupun di dalam pemerintahannya ada parlemen yang mempersidangkan
sebuah keputusan, ketika Pemimpin Agung sudah mengeluarkantitahnya maka
persidangan harus dibatalkan dan semua pihak harus menaati titahnya.Dina
Sulaeman menyebutkan bahwa sistem demokrasi ala Iran adalah demokrasi
tangan Tuhan
Dalam pandangan the founding fathersnya
Iran, harus ada sistemnilai yang lebih tinggi yang mengatur dan
membatasi demokrasi itu sendiri. Mereka merumuskan, harus ada
perpanjangan “tangan” Tuhan untuk menjaga agar demokrasi tidak keluar
dari nilai-nilai Islam.
Dalam pemerintahan Republik
Iran peran presiden terbatas pada bidang-bidangtertentu yang diatasi
oleh Pemimpin Agung. Namun peran Pemimpin Agung tidak boleh presiden
campur tangan di dalamnya. Jadi mungkin kita bisa mengibaratkan pemimpin
agung memiliki fungsi perdana menteri yang memegang kendali
pemerintahan, namun ia tidak dipilih oleh rakyat dan tidak bertanggung
jawab pada parlemen, dan kedudukannya lebih tinggi dari presiden. Secara
fungsional mungkinini bisa jadi benar. Sedangkan peran presiden
hanyalah sebagai perwakilan negaradan simbol pemimpin negara. Sehingga
tak heran jika kebijakan presiden harus
berjalan sesuai dengan titah „perdana menteri‟nya.
Dengan
adanya Pemimpin Agung dan konsep wilayatul faqih Republik Islam
Iranadalah negara dengan sistem pemerintahan yang sangat unik
0 komentar:
Post a Comment