.

.
Home » » Analisis Elit : Rona Maria Priscilla Bulan Ngo

Analisis Elit : Rona Maria Priscilla Bulan Ngo

Elit Politik di India
Rona Maria Priscilla Bulan Ngo - 1302045200

Wilayah India yang luas sering disebut setara dengan besarnya masalah yang harus dihadapinya. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduk India yang sangat banyak, yakni mencapai tak kurang dari 1 miliar dan melebihi jumlah akumulasi penduduk di Asia Tenggara. Jumlah ini menjadi sebuah problem besar manakala didapati lebih dari separuhnya hidup di bawah garis kemiskinan. Munculnya problem ini ternyata diakibatkan oleh tidak seimbangnya kontinuitas relasi antara luas wilayah dan jumlah penduduk. Kalau dilihat taraf kehidupan di India, maka dari tahun 1981-1995 setengah dari penduduk India hidup dengan biaya tidak lebih dari US$ 1 dollar/hari. Dan bahkan sampai tahun 1996, India menempati urutan ke-47 dalam suatu indeks kemiskinan dunia (Human Proverty Index) setelah Rwanda yang berada diurutan ke-48. Tingkat pendidikan juga sangat rendah karena lebih dari 60% penduduk perempuan yang berusia 6 tahun menderita buta huruf. Belum lagi jumlah angka kematian bayi masih belum bisa dikurangi secara maksimal.
Sistem kasta juga masih berlaku sebagai manifestasi kuatnya hinduisme sejak 1500 SM. Namun yang penting dari sistem kasta ini adalah biasanya terlihat bahwa mereka yang berada pada kasta yang lebih rendah adalah mereka yang merupakan kelompok masyarakat miskin. Hal ini disebabkan karena kasta itu seringkali menggambarkan dan membentuk struktur ekonomi masyarakat. India merupakan negara dengan penduduk terbanyak di dunia setelah China. Namun semua tantangan dan kondisi yang sering dianggap menghalangi kemunculan demokrasi ternyata dapat berlalu begitu saja. Singkatnya, sekali lagi meskipun telah dikatakan bahwa dalam banyak hal India dianggap tidak memiliki kondisi yang mendukung demokrasi, dalam kenyataannya India justru dapat tetap mempertahankan lembaga lembaga demokrasi dalam waktu yang cukup lama.
Pada selama beberapa dekade politik di India dikuasai oleh Partai Kongres Nasional India (INC), dengan menguasai suara mayoritas di parlemen. Namun partai ini tidak dapat terus bertahan karena dianggap mulai gagal mendistribusikan kekuasaan dengan baik. Sehingga menimbulkan elit baru dalam Partai Bharatiya Janata (BJP). BJP menjadi kuat dan dapat memenangkan pemilu karena dapat merangkul minoritas seperti penduduk muslim dan komunitas lokal. Sementara itu INC dapat bertahan dan kembali memegang tampuk kekuasaan lagi, karena masih dapat berkompromi dengan berbagai lapisan kekuasaan masyarakat. Jadi tampilnya kekuatan partai di India tidak lepas dari kekuatan mereka yang mampu merangkul tokoh-tokoh masyarakat yang multi etnis, multi agama dan multi bahasa, serta multi kepentingan di India.
Banyak pihak yang berpendapat bahwa terdapatnya sistem kasta merupakan suatu hal yang tidak mendukung terjadinya demokrasi di suatu negara. Namun sebenarnya ditingkatan kelas bawah masih perlu sebuah penjelasan bahwa kasta punya peran memberi jalan keberlangsungan demokrasi di India. Kastalah yang memiliki peran besar dalam menciptakan keseimbangan partisipasi dalam masa transformasi itu. Namun argumen ini jarang muncul karena kasta sering dianggap tidak menguntungkan demokrasi. Problem lanjutannya adalah bagaimana mungkin menjelaskan peranan kasta terhadap transisi demokrasi. Elit menyadari bahwa sistem kasta India masih dibutuhkan untuk menopang bertahannya demokrasi. Inilah salah satu alasan mengapa elit India jarang sekali berbicara tentang kesetaraan di India. Mahatma Gandhi sendiri sebagai tokoh yang punya kharisma besar, memilih bersikap seperti seorang pemilik kasta terendah dan bersikap “acuh” terhadap keberadaan sistem kasta di India. Kasta berperan sebagai “jangkar” untuk menahan munculnya apa yang disebut Lerner revolution of rising frustation. Selain itu berperan “menstabilkan” masyarakat petani dalam masa- masa dimana sistem politik masih berada pada tahap penyesuaian-penyesuaian


0 komentar:

Post a Comment