KELOMPOK ELITE DI SAUDI ARABIA & PENGARUHNYA
Alfian Noor - 1302045190
Alfian Noor - 1302045190
Pada
tahun 1962, ia ditunjuk sebagai komandan satuan elit Pengawal Nasional
karena pengalamannya yang luas dalam urusan Badui dan kabilah di padang
pasir semenanjung Jazirah Arab. Sejak menjabat komandan dan Pengawal
Nasional, sosoknya sudah tak bisa dipisahkan dari kesatuan elite
tersebut. Pada anggota Pengawal Nasional berasal khusus dari anak cucu
Mujahidin yang pernah berjuang bersama Raja Abdul Aziz dalam menyatukan
Jazirah Arab dan kemudian mendirikan negara Arab Saudi.
Pangeran
Abdullah berhasil memimpin Pengawal Nasional bukan semata sebagai
lembaga militer tetapi juga wadah sosial dan budaya anggotanya. Semenjak
ia dipercaya sebagai komandan pengawal nasional telah dilakukan
restrukturisasi dan resionalisasi sesuai dengan manajemen militer
modern. Sebagai bentuknya, ia mendirikan akademi militer untuk mendidik
dan menempa kandidat anggota dan perwira pengawal nasional. Akademi
militer tersebut dinamakan Institut Militer Raja khalid bin abdul aziz.
Institut ini diresmikan olehnya pada 18 desember 1982.
Ia
menangani sendiri mega-proyek pengembangan pengawal nasional. Karena,
lembaga itu merupakan titik balik sejarah lembaga satuan elite pengawal
nasional. Di antara mega-proyek itu seperti pembentukan divisi gabungan
dalam jajaran pengawal nasional yang terdiri dari satuan logistik,
intelijen, dan infanteri. Pangeran Abdullah juga mendirikan kompleks
militer dan tempat latihan khusus untuk satuan elite pengawal nasional.
Pada
29 maret 1975, ia ditunjuk sebagai Deputi Kedua Dewan Kabinet Arab
Saudi. Selain ditunjuk oleh Raja Fhad bin abdul aziz sebagai putra
mahkota pada 13 juni 1982.
Pada hari itu juga, Pangeran Abdullah dipromosikan sebagai Deputi Utama
Dewan Kabinet Arab Saudi. Sejak kesehatan Raja Fahd bin Abdul Aziz
menurun, praktis secara de facto mengendalikan kekuasaan dan
kebijakan dalam dan luar negeri. Ia diangkat sebagai bupate de facto
regent pada tahun 1996. Ia amat menaruh perhatian pada upaya pelestarian
budaya dan khazanah yang melibatkan para ulama dari dunia Arab dan
islam.
Sejak
1997, dia telah meluncurkan program privatisasi dengan menghapus daftar
larangan berusaha dan membiarkan perusahaan publik tumbuh secara bebas.
Kebijakan luar negerinya lebih pro-Arab daripada Barat. Pada 1980, ia
berhasil sebagai mediator perundingan dalam konflik Suriah-Yordania. Ia
juga menjadi arsitek Perjanjian Taif 1989 yang mengakhiri perang sipil
di Lebanon pada periode1975-1990. Selain, meningkatkan kembali hubungan
bilateral dengan mesir,suriah dan iran
Pada
Aptil 2001, Pangeran Abdullah menyelenggarakan seminar tentang sejarah
hubungan Arab Saudi dan palestina. Seminar itu mendatangkan tokoh-tokoh
Arab. Dalam seminar itu dibahas isu dukungan Arab Saudi terhadap
perjuangan rakyat Palestina sepanjang sejarahnya dan dalam berbagai
aspek. Dari seminar tersebut disimpulkan bahwa Arab Saudi telah memberi
dukungan besar perjuangan rakyat Palestina meskipun Arab Saudi tidak
termasuk negara Arab garis depan yang berbatasan langsung dengan
israel.Dengan bobot kapasitasnya di dunia Arab dan Islam, Arab Saudi
senantiasa hadir secara kuat dalam kancah konflik Arab-Israel.
Pemerintah Arab Saudi ikut menjadi mediator konflik militer
Palestina-Yordania pada September 1970. Konflik ini dikenal dengan black
september. Konflik itu berakhir dengan keluarnya yasser arafat
1929-2005 dari Yordania menuju Lebanon.
0 komentar:
Post a Comment