Elite
di Negara Argentina
Ronair Hainansi Rahman - 1302045204
Republik Argentina, adalah sebuah
negara berbahasa Spanyol yang terletak di Amerika Selatan. Argentina terdiri
atas 23 provinsi dan merupakan negara terbesar kedelapan di dunia. Negara ini
memiliki Indeks Pembangunan Manusia tertinggi dan Produk Domestik Bruto per
kapita tertinggi ketiga di Amerika Latin. Argentina pertama kali dieksplorasi
oleh Juan Díaz de Solis pada tahun 1516. Secara perlahan, negara ini berkembang
di bawah kekuasaan kolonial Spanyol. Pada tahun 1580, Buenos Aires telah
dihuni. Sebuah industri ternak yang berkembang telah muncul di awal era
1600-an. Kemerdekaan diproklamasikan oleh orang-orang Argentina pada tahun
1816, setelah mendirikan pemerintahan sendiri pada tahun 1810.
Tokoh wanita yang sangat berpengaruh
di Argentina pada era tahun 1946 adalah Maria Eva Duarte de Peron atau Eva
Peron. Eva bukan berasal dari keluarga birokrat. Dia juga bukan seorang
politisi. Bahkan, sejak lahir dia tidak pernah mengenal ayahnya lantaran Eva
lahir dari hubungan di luar nikah. Dengan masa silamnya yang gelap, tidak ada
yang menyangka jika akhirnya Eva menjadi sosok perempuan paling berpengaruh di
Argentina. Kuatnya kharisma dan kepedulian Eva membuat rakyat Argentina sangat
mencintainya. Eva merupakan ibu negara dari Presiden Argentina Juan Peron yang
menjabat pada tahun 1946. Sebagai ibu negara, dia aktif
menggalang dukungan sebagai kekuatan penopang pemerintahan suaminya. Eva juga
mulai aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Dia menyapa rakyat miskin, kaum
buruh, dengan menggunakan yayasan Eva Peron. Mereka itulah yang kemudian
menjadi kekuatan besar bagi Eva dan pemerintahan suaminya. Apa yang
dilakukannya sejalan dengan arah kebijakan pemerintahan suaminya yang pro buruh
dan kaum miskin.
Karena selalu melibatkan diri bersama
masyarakat, Eva menjadi sangat populer di kalangan rakyat Argentina. Dia juga
yang membidani Partai Peronis Perempuan yang merupakan partai politik wanita
pertama terbesar di Argentina. Eva juga didaulat sebagai pemimpin spiritual
Argentina untuk periode yang terbilang singkat yakni 7 Mei26 Juli 1952. Dia
juga pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan pada periode 4 Juni 1946 sampai
dengan 26 Juli 1952. Aktivitas politiknya membuka peluang
bagi Eva untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden. Rakyat Argentina
meminta Eva mengumumkan secara resmi pencalonannya sebagai wakil presiden.
Namun, dia menyadari kalangan militer dan kelas atas Argentina tidak
menghendaki pencalonannya. Akhirnya dia memutuskan menolak maju sebagai calon
wakil presiden.
Kondisi
kesehatannya pun semakin memburuk. Eva mengidap kanker serviks stadium lanjut.
Dia beberapa kali pingsan di hadapan publik. Eva menjadi wanita Argentina
pertama yang menjalani pengobatan semacam kemoterapi. Namun itu semua tidak
berhasil. Hari itu, 26 Juli 1952 sekitar pukul 20.25 waktu setempat, Eva
menghembuskan napas terakhir. First lady Argentina meninggal di usia yang masih
sangat muda yakni usia 33 tahun. Seluruh Argentina berkabung karena pemimpin
spiritual bangsa telah meninggal. Aktivitas pemerintahan dihentikan selama dua
hari, bendera setengah tiang dikibarkan di seluruh Argentina selama 10 hari
sebagai tanda berkabung.
Eva merupakan salah satu elite dalam
dunia sosial poitik, dia dapat mempengaruhi seluruh masyarakat di argentina
untuk selalu peduli akan kaum miskin dan buruh yang di pekerjakan secara tidak
adil. Kepergian Eva merupakan duka yang paling mendalam bagi masyarakat
Argentina. Eva akan selalu dekenang sebagai wanita yang paling berpengaruh di
Argentina.
0 komentar:
Post a Comment