Peran Elit dalam Lingkungan Politik Timur Tengah
Maulana Yusuf - 1302045218
Kehidupan politik Arab diwarnai
dengan komplesitas model kepemimpinan para elit politik yang menguasai kawasan
Timur Tengah. Mengacu pada pengertian Anderson (1998:175) elit politik
merupakan masyarakat yang mengambil peran sebagai pemegang fungsi politik dan
mengambil keputusan yang sifatnya mengikat seluruh anggota masyarakat. Anggota
elit politik merupakan representasi dari kepentingan kelompok sosial tertentu
yang mendukungnya (Anderson,1998:175). Peran elit politik di Timur Tengah dapat
dijelaskan melalui tiga macam, yaitu elit tradisional, transisi dan modern
(Anderson, 1998:176). Elit tradisional memegang peran penting untuk ikut serta
mempengaruhi dan membatasi jalannya pemerintahan dan kekuasaan pemerintah dalam
negara tersebut. Ulama sebagai elit politik memiliki legitimasi tinggi dan
merupakan sumber pengetahuan yang mana perkataannya selalu dianggap benar
sehingga masyarakat dilarang untuk melanggar peraturan yang telah diciptakan
elit ulama tersebut (Anderson, 1998:180). Kalangan ulama sendiri pada dasarnya
tidak memiliki struktur organisasi perpolitikan layaknya pada organisasi
politik modern di era demokrasi, namun lebih kepada organisasi informal yang
tidak memiliki aturan ataupun hierarki keanggotaan secara khusus. Kalangan
ulama ini memegang peranan sebagai sosok yang dihormati sehingga memeiliki
kewenangan dan loyalitas tersendiri bagi masyarakatnya yang mayoritas beragama
Islam (Anderson,1998:176). Adanya peran dominan para ulama dalam perpolitikan
Timur Tengah merupakan salah satu karakteristik yang menunjukkan bahwa negara –
negara di Timur Tengah merupakan negara Islam klasik yang diperintah
berdasarkan ajaran kepercayaan yang terdogmatis (Anderson, 1998:179). Contohnya
saja seperti Kuwait, Oman, Qatar, dan Uni Emirat Arab (kecuali Abu Dhabi dan
Dubai) (Anderson,1998:179).
Dalam keadaan tertentu muncul
beberapa kelompok sosial dalam elit politik tradisional yang telah mapan dan
berusaha untuk mengubah struktur pemerintahan dengan berusaha memasukkan nilai
– nilai demokrasi ke dalam pemerintah. Negara dengan karakteristik semacam ini
mengalami peran elit politik transisional, yaitu adanya elit politik
tradisional yang berkombinasi dengan elit politik modern seperti dewan
kehormatan, pemilik lahan yang kaya, birokrat, kepala negara dan ulama, para
profesional militer, serta para ilmuwan dan pengacara profesional
(Anderson,1998:182). Kelompok sosial transisi ini berusaha melakukan berbagai
tekanan dan pelanggaran politik demi mewujudkan tujuannya. Elit transisi ini
percaya dengan semakin banyaknya terjadi pemberontakan dan kekacauan maka
semakin menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap perubahan untuk menuju arah
yang lebih demokratis (Anderson,1998:182). Misalnya saja negara – negara
seperti Bahrain,Iran, Jordan, Libya, Arab Sudi, Yaman, dan Uni Emirat Arab
(kecuali Abu Dhabi dan Dubai) (Anderson,1998:182).
0 komentar:
Post a Comment