.

.
Home » » Resume Buku Teori Perbandingan Politik oleh Ronald H. Chilcote (BAB VII)

Resume Buku Teori Perbandingan Politik oleh Ronald H. Chilcote (BAB VII)

TEORI PERBANDINGAN POLITIK

Nama Kelompok 7

1. Ketut Ardiani 1302045225
2. Alfian Noor 1302045190
3. Dinda Noor Utami 1302045230
4. Bernardinus Tasik 1302045192
5. Ayu Tri Amelia R 1302045231



BAB VII
 PEMBANGUNAN POLITIK & KETERBELAKANGAN

Sejumlah literatur intelektual para teoritisi ortodoks maupun radikal hadir dengan subjek utama pembangunan (development) dan keterbelakangan (underdevelopment). Kompleksitas isu-isu mempesona yang baru saja membuka literatur pembangunan. Dalam upaya memperjelas isu-isu tersebut, bab ini mengajukan sebuah sintesi terhadap enam tema umum yang mengalir dalam literatur.
Pembangunan politik
Pembangunan dan nasionalisme
Modernisasi
Keterbelakangan
Ketergantungan
Imperialisme

A.     PEMBANGUNAN POLITIK
Salah satu perkembangan dalam ilmu politik adalah munculnya studi pembangunan politik sebagai bidang kajian tersendiri, disamping bidang kajian lainnya seperti : 1. Teori-teori politik, 2. Lembaga-lembaga politik, 3. Partai-partai, golongan-golongan dan pendapat umum 4. Hubungan internasional. Para sarjana barat mengembangkan kajian ini dalam usaha mereka memahami perubahan sosial politik di Negara-negara sedang berkembang. Oleh karena itu, konteks pembangunan politik cenderung ditujukan pada Negara-negara sedang berkembang dengan asumsi bahwa dinegara-negara tersebut belum berjalan rasionalisasi, integrasi dan demokratisasi.
 Konsep pembangunan politik dikatakan mempunyai konotasi secara geografis, deveriatif, teologis dan fungsional: 1. Pembangunan politik dalam konotasi geografis berarti terjadi proses perubahan politik pada Negara-negara sedang berkembang dengan menggunakan konsep-konsep dan metoda yang pernah digunakan oleh Negara-negara maju, seperti konsep mengenai sosialisasi politik, komunikasi politik dan sebagainya. 2. Pembangunan politik dalam arti derivative dimaksudkan bahwa pembangunan politik merupakan aspek dan konsekuensi politik dari proses perubahan yang menyeluruh, yakni modernisasi yang membawa konsekuensi pada pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, peningkatan pendidikan, media massa, perubahan status sosial dan aspek-aspek lainnya. 3. Pembangunan politik dalam arti teologis dimaksudkan sebagai proses perubahan menuju pada suatu atau beberapa tujuan dari sistem politik. Tujuan-tujuan itu misalnya mengenai stabilitas politik, integrasi politik, demokrasi, partisipasi, mobilisasi dan sebagainya. Juga termasuk didalamnya tujuan pembangunan suatu bangsa meliputi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan, demokrasi, stabilitas dan otonomi nasional. Pembangunan politik dalam makna fungsional diartikan sebagai suatu gerakan perubahan menuju kepada suatu sistem politik ideal yang ingin dikembangkan oleh suatu Negara misalnya Indonesia ingin mengembangkan sistem politik demokrasi konstitusional.
Kepustakaan atau literatur pembangunan politik menekankan percabangan politik dari pembangunan dan kecenderunagn membedakan pembangunan politik dan pembangunan ekonomi. Literatur ini di kelompokkan ke dalam tiga tipe: a. yang satu berasosiasi dengan gagasan-gagasan demokrasi, b. berpokus pada aspek-aspek pembangunan dan perubahan politik, dan c.menguji krisis konsekuens-konsekuensi pembangunan politik. Pembangunan sebagai penguatan nilai-nilai dan praktek demokrasi kapitalis barat, danya partisipasi pluralistik, sistem-sitem multi partai, dan politik persaingan maupun stabilitas politik dan penghindaran ketegangan yang berlebihan. Pembangunan demokrasi bagaimanapun juga harus di imbangi dengan pemerintahan yang kuat dan kewenangan teratur.
          Dalil-dalil demokrasi ini terus-menerus merasuki konsepsi pembangunan politik. Upaya almond  untuk mengikat sistem-sistem ortodoks dan teori budaya pada pembangunan politik merupakan contoh tidak berubahnya pandangan terhadap kenyataan tersebut. Dalamaspects of political development, mengungkapkan bias-biasnya terhadap demokrasi barat sekaligus mengenali adanya keragaman defenisi, yang umunya di asosiasikan dengan perubahan. Banyak penulis menemukan bahwa upaya-upaya untuk mengidentifikasi penjelasan pembangunan yang netral adalah bersifat statis, dan ini menjadi perhatian diletakkan pada perubahan dalam kebutuhan dasar manusia.
          Konsepsi mereka berpusat pada “sindrom pembangunan” atau tiga dimensi sistem politik-pembedaan, kesetaraan, dan kapasitas. Pembedaan merujuk pada “ proses pemisahan progresif dan spesialisasi peran-peran, cakupan institusional, dan asosiasi dalam masyarakat”. Kesetaraan berhubungan dengan “kewarganegaraan nasional, orde legal universal, dan norma kemajuan”. Kapasitas melibatkan bagaimana pemerintah mengelola ketegangan-ketegangan dan merangsang keteganagan baru. Ketika pemerintah berkembang lewat peningkatan pembedaan, krisis kesetaraan dan kapasitas dapat terjadi: krisis identitas, legitimasi, partisipasi, penetrasi, dan distribusi. Krisis identitas berhubungan dengan budaya masa dan elit dalam pengertian perasaan nasional mengenai wilayah, pembelahan yang menggerogoti kesatuan nasional, dan koflik antar loyalitas etnik dengan komitmen nasional. Krisis legetimasi tumbuh karena pembedaan-pembedaan mengenai kewenangan. Krisis partisipasi adalah “sebuah konflik yang terjadi ketika elit yang memerintah memandang permintaan dan prilaku-prilaku individu dan kelompok yang mencoba berpartisipasi dalam sitem politik sebagai tidak berlegitimasi”. Krisis penetrasi dicirikan oleh “tekanan kepada elit yang memerintah untuk mebuat adaptasi atau inovasi institusional dengan keragaman tertentu. Krisis distribusi dianalisis dalam pengertian masalah-masalah seperti idiologi, sumber daya fisik dan manusia, serta lingkunan intitusional.

B.     PEMBANGUNAN DAN NASIONALISME
Pembangunan seringkali diasosiasikan dengan nasionalisme, dan akhir-akhir ini hubungan tersebut ditekankan dengan merujuk negara-negara yang sedang bangkit di afrika, asia, dan amerika latin. Kebanyakan sejarawan mencatat lahirnya nasionalisme ketika berlangsugnya Revolusi Prancis, meskipun nasionalisme diasosiasikan dengan masyarakat-masyarakat primitif atau terpendam dalam negara-kota, desa-desa lokal, atau wilayah tertentu. Ilmuan sosial telah menyarankan sebuah klasifikasi nasionalisme, dan setidaknya teridentifikasi sembilan tipe nasionalisme dalam literatur umum. Nasionalisme pribumi diasosiasikan denga organisasi-organisasi primitif dan kedukuan, yang berukuran kecil namun homogen dan dipegang bersama-sama lewat suatu sitem keyakinan dan praktek yang membentuk loyalitas dan kepasrahan para anggota individu terhadap “negara” mereka.Nasionalisme tradisional, lebih memilih pemeliharaan aristokrasi, menjunjung tuhan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi negara.Nasionalisme relegius atau simbolik, dicirikan oleh simbol-simbol bermuatan emosi, dan dalam bentuk sekulernya. Nasionalisme humaniter muncul dari pemikiran abad kesembilanbelas dan serupa dengan nasionalisme tradisional, ia mejanjikan pembebasan dari kejahatan-kejahatan masa kini hingga melenium mendatang, menggantiakan hal-hal natural denagn supranatural ilmu dengan teologi. Nasionalisme liberal juga berasal dari abad kesembilanbelas, menekankan demokrasi politik, nilai-nilai kemanusiaan, dan kebebasan individu maupun patriotisme dan kedaulatan sabagai basis-basis negara.Nasionalisme integral menolak liberalisme, menegaskan kepatuhan patriotik, memusuhi pengaruh asing, dan mengagungkan negara sebagai batu pijakan menuju sebuah tatanan baru. Nasionalisme borjuis diekpresikan dalam bentuk-bentuk lama dan baru, varian lama didukung oleh kelas-kelas menengah dan profesional yang mengakui kesatuan nasional serta liberalisme politik dan ekonomi.Nasionalisme teknology dapat disaksikan di negara-negara industri dimana kemajuan didoring melalui perencanaan terpusat dan pembangunan. Nasionalisme jakobin atau radikal diidentifikasi lewat pergerakan pembebasan kontemporer, ia mendesak setralisasi politik dan ekonomi dengan penuh disiplin, kedaulatan rakyat, kebebasan, dan kesetaraa maupun penyandaran pada kekuasaan untuk memperoleh tujuan-tujuan akhir.
Dengan demikian nasionalisme memberikan suatu implus idiologi bagi seluruh pembangunan politik, sosial, budaya, dan psikologis. Meskipun beberapa nasionalisme mungkin lebih efektip dari pada yang lain dalam merangsang pembangunan nasional, terhadap asumsi yang berlaku di seluruh literatur: semakin kuat nasionalisme, semakin besar peluang munculnya permintaan dan tindakan bagi keterlibatan dalam kehidupan nasional; permintaan dan tindakan ini mungkin membawa pada perubahan dan perkembangan.

C. MODERNISASI
-Hubungan & Basis Supra Struktur
           Penekanan bahwa rasa pengikut marxis memberikan basis ekonomi dalam analisis kelas tidak perlu menutupi perhatian terhadap implikasi-implikasi ideologis kelas ketika dihubunfkan dengan suprastruktur. Konsepsi-konsepsi borjuis tentang negara, birokrasi dan partai misalnya dpt nenghasilkan beberapa kesalahan peletakan penekanan posisi elit dengan aliran instrumentalis atau mereka dpt menghasilkan kategori-kategori struktur dan institusi kaku yang mengungungkapkan kekurangan-kekurangan aliran strukturnya.
-Tingkat - Tingkat Konseptualisasi Kelas
           Dos santos(1970) berpendapat marx berniat menganalisis konsep kelas dalam beberapa tingkat yang saling terkait dan pendekatan ini konsisten dengan metode dialektika.
-Pluralisme.
          Para ilmuan politik umumnya menyinggung ciri pluralis pilitik ANGLO-AMERIKA. pluralisme berpegangan bahwa demokrasi diadilkan pada keberagaman kepentingan dan penyebaran kekuasaan.
-Pluralisme & Teori Demokrasi Eletis.
          Dalil inti teori demokrasi elitis klasik adalah bahwa disetiap masyarakat, suatu minoritas membuat keputusan-keputusan besar.
-Pluralisme & Poliarki.
          Robert Dahl (1971) mengerahkan perhatiannya pada studi poliarki-poliarki dimana hambatan-hambatan oposisi tidak substansial. Para ilmuan politik mencirikan poliarki-poliarki ditandai oleh otonomi subsistem dan pluralisme organisasi.
-Pluralisme & Sosialisme.
          DHAL berpendapat bahwa pluralisme "tidak lagi terbatas pada pemikiran borjuis barat"(1978:192) dan ia membedakan antara pluralisme organisasional & pluralisme konfliktif.
-Instrumentalisme.
          Instrunentalisme berasumsi bahwa negara dikontrol oleh&melayani kepentingan - kepentingan kelas kapitalis.

-Warisan Struktur Kekuasaan Dalam Komunitas.
          Secara tradisional studi-studi komunitas telah melayangkan pertanyaan tentang siapa yang berkuasa dan umumnya studi-studi ini menerapkan teori  stratifikasi.
-Sruktur Kekuasaan & Instrumentalisme oleh MILS & DOMHOFF
          Perhatian dari banyak studi komunitas mengenai struktur kekuasaan telah memberikan dorongan awal bagi sebuah teori negara atau kelas instrumentalis.

-Instrumentalisme Marxis oleh MILIBAND
          Karya miliband the state in capitalist society (1969) berakar secara kuat dalam instrumentalisme.

-Tinjuan Kritis Terhadap Teori Instrumentalisme
          Para peneliti struktur kekuasaan dan para instrumentalis telah menemui kesulitan konseptual dengan kategori-kategori longgar yang mereka gunakan tanpa diskriminasi.

-Strukturaliusme
       Teori - teori strukturalisme & struktur kekuasaan subsansiak berbeda. Bukannya menjadi subjek manipulasi borjuis pennguasa dibawah kapitalisme, negara mungkin beroprasi dlm cara yg ditentukan oleh perkembangan kapitalisme sendiri.

-Strukturalisme Dalam Marx & Levi-Strauss
       Bagi marx, sebagaimana claudie-levis-strauss, "struktur" hendaknya tidak dihancurkan dengan hubungan-hubungan sosial" yang kasat mata, namun merupakan tingkat kenyataan yang tidak sama alias kasat mata namun hadir dibelakang hubungan-hubungan sosial yang kasat mata.

-Strukturalisme Politik: Gramosci, Althusser & Polanzas.
       Antonio gramsci: seorang ketua parlemen pendiri partai komunis italia ditahun 1921, seorang ketua parlemen ditahun 1922 dan seorang narapidana pada zaman pemerintahan fasisme musolini selama akhir tahun 1920an hingga menjelang kematiannya ditahun 1937.

-Analisis Kelas Sistem Dunia Modern: WALLRSTEIN.
       Yang dalam cara-cara tertentu berhubungan dengan strukturalisme ialah karya emmanuel wallerstein (1975) tentang kelas dalam ekonomi dunia kapitalis.

-Pandangan - Pandangan Kritis Terhadap Teori Strukturalis
       Satu masalah utama teori strukturalis: bahwa ia hanya sedikit menjekaskan aksi kekas yang muncul dari kesadaran kelas sebuah perhatian MARX khususnya dalam karya-karya.

-Kritikalisme Ideologi & Kesadaran
          Meskipun bbrp strukturalis sprt Althusser & poulanzas menggali pertanyaan-pertanyaan politik mengenai negara & kelas.

-Statisme & Perjuangan Kelas.
          ESPING-ENDERSON, friedland , dan wright (1976) mwmperluas keterkaitan.

-Isu – Isu Analasisi Kelas & Kategori - Kategori Kelas Dalam Analisi
          Pluralisme tetap mempengaruhi studi perbandingan. Kondisi-kondisi ini umumnya menentukan kelas-kelas mana saja yang dianalisis.

-Impikasi – Implikasi, Formasi – Formasi, Prakapitalis & Kapitalis.
Dalam bab sebelumnya yang menyinggung perdebatan mengenai beragam interpretasi masyarakat ganda di AMERIKA latin, pandangan yang diterima luas berasumsi bahwa wilayah ini feodal, sia-sia zaman spanyol dan portugal ketika penaklukan dan pendudukan amerika latin berlangsung dan monarki-monarki iberia menyodorkan aristokrasi dan sistem feodal.

D. Keterbelakangan

Keterbalakangan ini biasanya berhubungan dengan pengalaman dari negara-negara maju. Maka dari itu perspektif dari Negara-negara yang kurang berkembang mengasumsikan kemungkinan pembangnan disetiap tempat itu dapat di saring dari negara-negara maju untuk Negara-negara yang kurang berkembang. Kemudian, penyebaran kapitalisme dapat dipercaya akan memecahkan masalah-masalah seperti kemiskinan, kelaparan, kesehatan, dan lain sebagainya. Namn, setelah perang dunia ke-dua, pendekan difusionis tidak dapat memecahkan masalah-masalah dari Negara-negara yang kurang berkembang. Setelah itu, ada pula pembangunan kapitalis di pusat dan keterbelakangan di batas tepi (marginal), yang kemudian pada saat itu Frank (1966) sangat prihatin dengan teori yang gagal memperhitungkan hubungan antara metropolis dan koloninya di zaman persaudagaran dan ekspansi kapitalis. Teori pembangunan keterbelakangan kapitalis ini, yang kemudian menuliskan keterbelakangan di Afrika, Asia, dan Amerika Latin.
Ada beberapa ilmuwan yang memakai Negara-negara tersebut menjadi studi kasus dari keterbelakangan misalnya saja seperti, Frank pada tahun 1967 ia menggunakan studi kasusnya pada Negara Brazil dan Chili untuk mendukung torinya. Kemudian, Keith Griffin pada tahun 1969 ia menggunakan studi kasusnya pada Negara Amerika Latin untk dapat menganalisis sebuah jalur yang sama. Dan yang terakhir ilmuwan yang bernama Kenneth Grundy pada tahun 1966 ia menggunakan Negara Afrika sebagai studi Kasusnya untuk menguji pengeksplorasian keterbelakangan di Afrika.

E. Ketergantungan

Definisi dalam  perluasan  teori  imperialismenya,  lenin  merujuk  pada  konsep  ketergantungan,  iamemahami imperialisme kapitalis sebagi perwujudan perjuangan diantara kekuatan colonial demipembagian  ekonomi  dan  politik  dunia,  perspektif  ketergantungan  kontemporer  mengungkapkanbentuk-bentuk  dominasi  dan  ketergantungan  yang  berlawanan  diantara  Negara-negara  duniakapitalis,  ilmuwan  sosial  brazil,  dos  santos  membenarkan  bahwa  dengan  ketergantungan  kitamengartikan sebuah situasi dimana ekonomi Negara-negara tertentu terkondisi oleh perkembangandan ekspansi ekonomi lain yang menjadi tempat bergantung Negara-negara tadi.

Perspektif-perspektif ketergantungan kontemporer mengungkapkan bentuk-bentuk dominasi dan ketergantungan yang berlawanan di antara Negara-negara dunia kapitalis. Kemudian, yang menerapkan ketergantungan dalam analisis pembangunan dan keterbelakangan ini hanya berfokus pada masalah ekonomi politiknya saja pada Dunia ketiga. Namun, ada 5 konsepsi dari Bacha  tentang ketergantungan menurut para ahli, yaitu
Thomas Vasconi, mengatakan bahwa untuk membedakan pembangunan dari keterbelakangan itu seharusnya saling bergantungan dari suatu system kapitalis mendunia.
Imperealisme Lenin, mengatkn bahwa menurut Bacha, Lenin mampu memadukan kekuatan internal dan eksternalnya dalam sebuah interpretasi ke dalam Negara dependen.
Frank, mengatakan bahwa dirinya sendirilah yang menganalisis struktur metropolis-satelit sistem kapitalis.
Dos Santos, mengatakan bahwa ketergantungan baru itu di kenal sebagai ketergantungan industri-teknologi.
Cardoso dan Faletto, yang menekankan struktur internal dan yang mengamati hubungan di Negara-negara dependen.

Setelah itu ada yang namanya pendekatan terhadap ketergantungan yang dimana pndekatan ini mengasumsikan bahwa banyaknya pembangunan difusionis dimasukkan kedalam teori ketergantungan.

Klasifikasi teori ketergantungan
Cardoso menguji 3 kecendrugan dalam literature ketergantungan, pertama, pembangunannasional  otonom, keyakinan  bahwa  pembangunan  akan  terjadi  melalui  ekspor  komoditas  atauinvestasi  asing.  3  alternatif  dihadapi  oleh  Negara  terbelakang:  ketergantungan,otonomi,revolusi.Kecendrungan  kedua  menyertakan  sebuah  analisis  tentang  kapitalisme  internasional  dalam  fasemonopolitiknya dan diwakili  oleh gagasan awal  Cardoso mengklaim dirinya mewakili  pendekatanketiga  yang  dipercayainya  menguji  proses  structural  ketergantungan,  secara  historis  dalampengertian  hubungan-hubungan  kelas  dalam  upaya  menganalisis  kontradiksi-kontradiksi  internaldalam wilayah politik dan ekonomi internasional.
Pendekatan-pendekatan terhadap teori ketergantungan
Pendekatan  utama  teori  ketergantungan  mengasumsikan  sebuah  posisi  anti  imperialismnamun  merekan  dapat  dibedakan  kedalam  kategori  non  marxis  dan  marxis.  Pengikut  marxismencoba  mempenagruhi  para  reformis  borjuis  radikal  yang  sering  kali  memamfaatkan  konsep-konsep  ilmu  sosial  borjuis,  pengikut  marxis  yang  menentang  pendekatan  semacam  inimengasosiasikan dependensitas dengan perspektif imperialisme non marxis.
Pembangunan kapitalis dependen
Fernando Henrique Cardoso menyatakan gagasan bahwa kapitalisme mendorong keterbalakangan,sebaliknya  ia  berpendapat  bahwa  pembangunan  kapitalis  dapat  terjadi  dalam  situasi-situasidependen telah menjadi bentuk baru dari ekspansi monopolistiknya di dunia ketiga.
Pembangunan keterbelakangan kapitalis
Tulisan awal andre guder frank memberikan satu landasan lain bagi teori ketergantungan .frank  menekankan  monopoli  komersial  ketimbang  feodalisme  dan  prakapitalis  sebagai  cara-caraekonomi metropolis nasional dan regional mengeksploitasi dan menarik surplus dari satelit-satelitekonominya, dengan demikian kapitalisme pada skala dunia mendorong pembangunan metropolisdengan tanggungan satelit-satelit terbelakang dan dependen.
Ketergantungan baru
Theotenio dos santos memberikan garis besar beberapa tipe ketergantungan-ketergantungancolonial  mencirikan  hubungan-hubungan  antara  Negara-negara  eropa  dengan  koloni-koloninyadimana monopoli perdagangan dilengkapi oleh monopoli tanah,pertambangan, dan tenaga kerja diNegara-negara koloni, teori ketergantungan baru mencoba menunjukkan bahwa hubungan Negara-negara  dependen  dengan  Negara-negara  dominan  tidak  dapat  diubah  tanpa  adanya  perubahandalam struktur internal dan hubungan eksternalnya.

F. IMPRIALISME
Beragam interpretasi membayangi teori imprialisme yang definitif. Jonah Raskin(1971) memperbandingkan inti perspektif-perspektif imprialisme liberal dan radikal sebagaimana tercermin dalam tulisan-tulisan kontemporer. Contoh meskipun kipling ”menyembunyikan kebenaran imprialisme josep conrad menguji ekspansi kapitalisme internasioanal, interaksi, dan pengambil alihan kesejaterahan oleh pihak-piahk asing.
Keduanya dipersembahkan bagi kaisar inggris keduanya memandang hal-hal yang ekstrim yang kontra. Teorian-teori imprialisme umumnya berhubungan dengan kegiatan-kegiatan beberapa negara dominan di dunia. Dalam jalur ini imprialis di definisi kan “Hubungan dominasi ,atau kontrol yang efektif, politik atau ekonomi langsung atau tak langsung, dari satu negara atas negara lain hubungannya dapat berupa dominasi dan ketergantungan, besar dan kecil, industridan pertanian, atau kaya dan miskin.  George lichtheim menggambarkan kekaisaran “hubungan suatu kekuatan penguasa atau pengontrol dengan mereka yang dibawah dominasinya. Lichtheim menegaskan bahwa kebayakan teori imprialisme adalah rapuh, sebaliknya ia melihat adanya harapan dari ultrainperialisme kautsky yang membayangkan bersatunya elit penguasa, terdiri dari para manajer yang meninggalkan loyalitas nasional. Imprialisme yang terjadi pada zaman kekaisaran romawi dan yunani saja.
Teori imprialisme modern menekankan bahwa imprialisme merupakan kebutuhan ekonomi-ekonomi kapitalis maju . kemudian teori liberal di kemukakan dalam karya J.A hobson di pergantian abad ini. josep schumpeter menggunakan terminologi marxis, teori marxis di perkuat oleh lenin yang memadukan konstribusi-konstribusi marxs dengan konstribusi hobson dan hilferding. Di tahun 1902 A.Hobson memberikan sati interpretasi imprealisme yang membentuk konsepsi-konsepsi non-marxis ikutan sekaligus mempengaruhi konsepsi marxis. Pemahaman yang lebih kontenporer dan umum berasal dari hobson yang menekankan bahwa dorongan untuk menginvestasikan modal keluar negeri yang bergantung pada konsumsi yang rendah (underconsumption) di dalam negeri. Dalam karyanya tentang imrialisme lenin mengakui hutang budinya terhadap deskripsi imprialisme hobson.
 Teori lenin tentang imrialisme sebagai tahan tertinggi kaptalisme didasarkan pada sebuah analisis seksama atas beberapa ciri ekonomi utama. Bagi lenin “imprialisme adalah kapitalisme monopoli”. 4 perwujudan kapitalisme monopoli ini: pertama, formasi asosiasi, kartel, sindikasi, dan badan perwalian kapitalis ketika monopoli merabak dari konsentrasi produksi; kedua, kontrol monopoli bahan-bahan mentah yang paling penting; ketiga, kebangkitan bank-bank sebagai pemegang monopoli modal keuangan, menghasilkan ”suatu oligarki keuangan yang menabrakkan jaringan  hubungan-hubungan ketergantungan tertutup keseluruh institusi-institusi ekonomi dan politik masyarakat bojuis hari ini tanpa perkecualian; keempat pembagian dunia kolonial menjadi belahan-belahan pengaruh, sebuah pencerminan perjuangan modal keuangan demi bahan-bahan mentah dan ekspor modal.



0 komentar:

Post a Comment