.

.
Home » » Sosialisasi Masyarakat Ekonomi ASEAN 6

Sosialisasi Masyarakat Ekonomi ASEAN 6

Tugas
Hubungan Internasioanl Di Asia Tenggara 
 Nama kelompok
Ismail : 1302045221
Suharno : 1302045189
Pajriansyah : 1302045199
Jurusan Ilmu Hubungan internasional
Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik
Universitas mulawarman
2015

Wawancara dengan narasumber ( pedagang)
Dalam wawancara yang kami lakukan dengan bapak mustakim (27) seorang pedagang yang memiliki latar belakang  pendidikan sebagai seorang sarjana keguruan, ia mengatakan bahwa ia pernah mendengar tentang MEA, akan tetapi beliau tidak tau apa sebenarnya MEA itu, hanya sebatas pernah mendengar, bahkan untuk kepanjangan dari MEA itu beliau tidak mengetahuinya, ironis sekali mendengar hal ini mengingat beliau adalah seorang sarjana yang notabenenya pengetahuannya lebih baik dari pada masyarakat lainnya yang berpendidikan rendah, mendengar hal ini menimbulkan sebuah pertanyaan besar dalam diri kami sendiri, jika seorang sarjana saja tidak tau akan hal ini, bagaimana dengan masyarakat lainnya yang masih banyak yang memiliki basic pendidikan yang lebih rendah ? akankah Indonesia siap untuk menjadi pemain dalam free trade tersebut atau hanya sebagai penonton yang kalah dalam persaingan ?
            Mengingat MEA akan segera dilaksanakan Pada akhir desember ini, kamipun segera memberikan penjelasan kepada beliau mengenai apa itu MEA, MEA ( Masyarakat Ekonomi Asean ) atau lebih kerennya AEC ( Asean Economic Community ) adalah sebuah rencana unggulan dari ASEAN, ASEAN sendiri merupakan kependekan dari Association of Southeast Asia Nations merupakan sebuah organisasi geo-politik dan geo-ekonomi dari negara-negara di kawasan asia Tenggara.Perhimpunan ini didirikan di Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya. Negara-negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan November. MEA adalah sebuah bentuk kesepakan atau kerjasama antar negara asean untuk memberlakukan perdagangan bebas di semua negara anggota Asean. Sehingga dengan adanya Masyarakat Ekonomia Asean ini, akan lebih memudahkan negara asing untuk mengeksplore dan menjual barang dan jasa ke negara anggota. Tapi selain itu, Perdagangan bebas disini dimaksudkan bukan hanya barang dan jasa saja, tetapi meliputi tenaga kerja, tenaga ahli, konsultan dan masih banyak lagi.

Sehingga dengan diberlakukan pasar bebas atau MEA akan lebih memudahkan sekaligus memperketat daya saing. Kenapa begitu? Dengan adanya Pasar bebas MEA maka akan terjadi eksploitasi besar-besar antar negara anggota MEA. Negara asing akan lebih mudah memasukan barang, jasa dan tenaga kerja tanpa ijin yang dibatasi. Sehingga otomatis saingan dalam peluang usaha akan semakin berat. Misalkan saja, dengan adanya MEA tenaga kerja seperti Dosen, Dokter dan lainnya dapat bekerja di Indonesia dengan mudah asalkan punya kemampuan untuk itu. Hal ini akan memperkecil peluang tenaga kerja dalam negeri untuk mendapatkan pekerjaan tersebut karena tingginya persaingan antar Negara.
Pendapat narasumber mengenai kesiapan Indonesia menghadapi MEA
            Setelah kami menjelaskan tentang MEA kami  bertanya mengenai kesiapan para pekerja Indonesia untuk bersaing dengan para pekerja asing, bapak mustakim optimis bahwa pekerja Indonesia akan mampu bersaing dengan pekerja asing, dengan alasan Indonesia memiliki potensi yang besar, sumber daya  manusia yang banyak,  Beliau juga mengatakan, MEA ini seharusnya dilihat sebagai peluang yang besar bukan sebagai hambatan dalam bekerja, “ini adalah sebuah peluang yang begitu menarik untuk diambil, memang persaingan akan lebih ketat, namun peluang pun akan lebih besar sehingga kemungkinan untuk berhasil pun akan menjadi lebih besar” , kita unggul dari segi jumlah SDM, SDA, meskipun kita masih kurang dalam pendidikan, tapi banyak juga pekerja kita yang mampu bersaing dan akhirnya berkarir di dunia internasional, intinya itu hanya terletak pada kemauan kita dan seberapa keras kita mau berusaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Menurut beliau, produk-produk dari Indonesia haruslah mampu untuk menembus pasar luar negeri kalau boleh harus mendominasi pasar. kalaupun kita tidak mampu untuk merambah pasar di luar negeri, maka pasar dalam negeri haruslah dikuasai oleh produk-produk local, dengan cara meningkatkan kualitas, dan meminimalisi harga, toh kualitas produk-produk dalam negeri kan juga tidak bisa dianggap sebelah mata, buktinya sudah banyak produk dari Indonesia yang digunakan di dunia internasional, contohnya itu seragam yang digunakan oleh tentara NATO itukan dibuat di jawa, kalau tidak salah itu PT, Sritex yang membuatnya, dan masih banyak contoh lainnya, ini kan sudah menjadi tolak ukur bagi kita semua, kalau Indonesia tidak lagi bisa dipandang sebelah mata dalam dunia internasional. Intinya itu hanya kemauan dan kerja keras untuk mencapai apa yang kiat inginkan, seperti pepatah “dimana ada kemauan disitu ada jalan”



0 komentar:

Post a Comment