Di
Susun Oleh :
ARIEL
CANDRA : 1302045223
BERNADINUS
TASIK : 1302045192
SELMANUS
NOBER S. : 1302045214
HUBUNGAN
INTERNASIONAL
SAMARINDA
2015
KATA PENGANTAR
Syukur
karena berkat kemurahan-Nya tugas ini dapat kami selesaikan sesuai dengan yang
diharapkan. Kami juga tak lupa berterima kasih kepada narasumber kami Lusia
Wiwik Sulastri selaku guru BK di SMA KATOLIK WR. SOEPRATMAN SAMARINDA. Tugas
ini berisikan tentang sosialisasi dan kampanye kepada salah satu narasumber
yang telah kami lakukan. Tugas ini kami susun dan kami harap dapat memberikan
pengetahuan lebih pada masyarakat terutama mahasiswa. Kami menyadari bahwa tugas
ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca dan pemerhati agar hasil yang
kami kerjakan pada tugas yang selanjutnya menjadi lebih baik lagi. Sekian dan
terima kasih.
SESI
TANYA JAWAB KEPADA NARASUMBER
NARASUMBER :
LUSIA WIWIK SULASTRI sebagai guru BK di SMA KATOLIK WR. SOEPRATMAN.
Pertanyaan :
Apa yang Anda Ketahui tentang ASEAN COMMUNUTY 2015
di KALTIM ?
Jawab :
Saya tidak
mengetahuinya.
Pertanyaan :
Siapa sajakah actor yang ada di ASEAN COMMUNITY 2015
?
Jawab :
Ya tidak tau lah, ASEAN
COMMUNITY di KALTIM aja saya tidak tau.
Pertanyaan :
Kapan ASEAN COMMUNITY 2015 di KALTIM akan
dilaksanakan ?
Jawab :
Tidak tau juga, kalau kamu tanya Septian
Nofanto baru saya tau.
Pertanyaan :
Mengapa di Indonesia sendiri harus diselenggarakan
ASEAN COMMUNITY 2015 ?
Jawab :
Itu loh ASEAN COMMUNITY
tadi itu. Itu membahas tentang apa dulu saya belum ngerti, klau saya ngerti itu
mungkin saya bisa menjawab sesuatu. Lah kalau saya belum mengerti itu bagaimana
saya mau menjawab.
Pertanyaan :
Dimanakah ASEAN COMMUNITY 2015 di KALTIM
terselenggara ?
Jawab :
Saya belum tau.
Pertanyaan :
Bagaimana persiapan KALTIM menghadapi ASEAN
COMMUNITY 2015 ?
Jawab :
Belum tau juga. Kalau
waktu itu Surabaya saya tau dari TV, tapi buat di KALTIM sendiri saya belum
tau.
RESPON
TARGET
Saya
menilai persiapan KALTIM untuk menghadapi ASEAN COMMUNITY 2015 sangat minim.
Dari sumber daya manusianya yang kurang disiapkan. Infrastrukturnya juga yang
kurang diperhatikan. Dan ketidakseriusan pemerintah KAMTIL SENDIRIdalam
menhadapi ASEAN COMMUNITY 2015. Beda sekali dengan Surabaya yang jauh betul
untuk persiapan menghadapi ASEAN COMMUNITY 2015. Dan bali dalam pembangun
infrastrukturnya yang tidak ada keterlambatan target. Contohnya jembatan layang
diatas laut hanya dalam 1 tahun saja sudah selesai, sedangkan disini KALTIM
dengan jembatan Mahakam yang sampai saat ini belum selesai-selesai.
“Dalam
3 pilar yang dimiliki ASEAN COMMUNITY mampukah kalian sebagai mahasiswa
Hubungan Internasional bersaing?”. Kami menjawab mampu, tapi untuk ruang
lingkup ASEAN saja.
“Daerah
mana yang menurut kalian mampu mewakili
Indonesia di ASEAN?”. Kami menjawab Jakarta yang SDMnya diperhatikan infrastrukturnya
maju, kalau KALTIM sendiri kurang mampu untuk mewakili Indonesia.
KALTIM
beberapa tahun yang lalu pendidikannya peringkat 3 dari bawah, tapi kemarin
saya ke Flores tempat suami saya disana sudah ada sekolah internasional. Saya
lihat sendiri, datang kelokasi, diatas gunung dengan tempat tersendiri, dan itu
memang betul-betul ada. Masyarakat disitu bilang “apakah itu dana dari pemerintah atau dari
mana kami kurang tau”. Untuk KALTIM belum ada. Kita juga harus lihat dari
pendidikannya. Misalnya di KALTIM hal kecil seperti ini saja kurang
diperhatikan saya tidak tau bakal jadi peringkat berapa nanti KALTIM. Pastinya
KALTIM dibanding KALSEL, kalah!. Dibandingkan Manado, kalah!. Dibanding
KALTENG, kalah!. Untuk Kalimantan, KALTIM paling bawah. Dan ini adalah
tantangan kita semua bukan hanya pemerintah saja tapi masyarakatnya ikut
membantu.
KALTIM
dengan sumber daya alamnya luar biasa, paling besar, dan penghasilannya tinggi.
Dari situ SDAnya sudah besar diharapkan
SDMnya juga lebih baik. Tapi kenyataannya kok enggak. SDM justru lebih
menentukan segala bidang, kalau SDMnya kualitas bagus dengan sendirinya
infrastruktur, ekonomi, keamanan, dan social budayanya akan lebih maju.
Sekarang kalau SDMnya sendiri sudah tidak karukaruan seperti “Septian Nofanto”
misalnya akan jadi lebih baik kah infrastrukturnya? Tidak!. Jadi SDMnya duluan
yang harus diperbaiki dan diperhatikan.
KELEBIHAN ADANYA ASEAN COMMUNITY
2015
Siapkah anda menghadapi
persaingan di tahun 2015? Sudah seharusnya kita bersiap menghadapi ketatnya
persaingan di tahun 2015 mendatang. Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia
Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA merupakan bentuk realisasi dari tujuan
akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara.
Terdapat empat hal yang akan
menjadi fokus MEA pada tahun 2015 yang dapat dijadikan suatu momentum yang baik
untuk Indonesia. Pertama, negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan
sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan
pasar dan basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal
dalam jumlah yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari
satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.
Kedua, MEA akan dibentuk sebagai
kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu
kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection,
Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-Commerce.
Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil; terdapat
perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen perlindungan konsumen;
mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta; menciptakan jaringan transportasi
yang efisien, aman, dan terintegrasi; menghilangkan sistem Double Taxation,
dan; meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online.
Ketiga, MEA pun akan dijadikan
sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan
memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya saing dan
dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi
terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia dalam hal peningkatan
kemampuan, keuangan, serta teknologi.
Keempat, MEA akan diintegrasikan
secara penuh terhadap perekonomian global. Dengan dengan membangun sebuah
sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara-negara anggota. Selain
itu, akan ditingkatkan partisipasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada
jaringan pasokan global melalui pengembangkan paket bantuan teknis kepada
negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang. Hal tersebut dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas sehingga tidak hanya
terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala regional namun juga
memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara global.
Berdasarkan ASEAN Economic
Blueprint, MEA menjadi sangat dibutuhkan untuk memperkecil kesenjangan
antara negara-negara ASEAN dalam hal pertumbuhan perekonomian dengan
meningkatkan ketergantungan anggota-anggota didalamnya. MEA dapat mengembangkan
konsep meta-nasional dalam rantai suplai makanan, dan menghasilkan blok
perdagangan tunggal yang dapat menangani dan bernegosiasi dengan eksportir dan
importir non-ASEAN.
Bagi Indonesia sendiri, MEA akan
menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung
berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada
peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Di sisi
lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan homogenitas
komoditas yang diperjualbelikan, contohnya untuk komoditas pertanian, karet,
produk kayu, tekstil, dan barang elektronik (Santoso, 2008). Dalam hal ini competition risk akan muncul
dengan banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke
Indonesia yang akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan
produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya
akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri.
Pada sisi investasi, kondisi ini
dapat menciptakan iklim yang mendukung masuknya Foreign Direct Investment
(FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan
teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human
capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia. Meskipun begitu,
kondisi tersebut dapat memunculkan exploitation
risk. Indonesia masih memiliki tingkat regulasi yang kurang mengikat
sehingga dapat menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap
ketersediaan sumber daya alam oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai
negara yang memiliki jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan
negara-negara lainnya. Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang
dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem di Indonesia, sedangkan
regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat untuk menjaga kondisi
alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.
Dari aspek ketenagakerjaan,
terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat
banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang
beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka
mencari pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan
tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk
mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Dalam hal ini
dapat memunculkan risiko
ketenagakarejaan bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan
produktivitas Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal
dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi
Indonesia sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN
(Republika Online, 2013).
Manfaat
Integrasi Ekonomi
Kesediaan Indonesia bersama-sama dengan 9 Negara ASEAN lainnya
membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 tentu saja didasarkan
pada keyakinan atas manfaatnya yang secara konseptual akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kawasan ASEAN.
Pasar Potensial Dunia
Pewujudan MEA di tahun 2015 akan menempatkan ASEAN sebagai kawasan
pasar terbesar ke-3 di dunia yang didukung oleh jumlah penduduk ke-3 terbesar
(8% dari total penduduk dunia) di dunia setelah China dan India.
Negara Pengekspor
Negara-negara di kawasan ASEAN juga dikenal sebagai negara-negara
pengekspor baik produk berbasis sumber daya alam (seperti agro-based products)
maupun berbagai produk elektronik.
Negara Tujuan Investor
Uraian tersebut di atas merupakan fakta yang menunjukkan bahwa ASEAN
merupakan pasar dan memiliki basis produksi. Fakta-fakta tersebut merupakan
faktor yang mendorong meningkatnya investasi di dalam dalam negeri
masing-masing anggota dan intra-ASEAN serta masuknya investasi asing ke
kawasan.
Daya saing
Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena hambatan tarif dan non-tarif yang berarti sudah tidak ada lagi.
Sektor jasa yang terbuka
Di bidang jasa, ASEAN juga memiliki kondisi yang memungkinkan agar pengembangan sektor jasa dapat dibuka seluas-luasnya. Sektor-sektor jasa prioritas yang telah ditetapkan yaitu pariwisata, kesehatan, penerbangan dan kemudian akan disusul dengan logistik.
Kesamaan jenis produk ekspor unggulan ini merupakan salah satu penyebab pangsa perdagangan intra-ASEAN yang hanya berkisar 20-25 persen dari total perdagangan ASEAN.
Di bidang jasa, ASEAN juga memiliki kondisi yang memungkinkan agar pengembangan sektor jasa dapat dibuka seluas-luasnya. Sektor-sektor jasa prioritas yang telah ditetapkan yaitu pariwisata, kesehatan, penerbangan dan kemudian akan disusul dengan logistik.
Aliran modal
Dari sisi penarikan aliran modal asing, ASEAN sebagai kawasan dikenal
sebagai tujuan penanaman modal global.
TANTANGAN
ADANYA ASEAN COMMUNITY 2015
Laju Peningkatan Ekspor dan Impor
Tantangan yang
dihadapi oleh Indonesia memasuki integrasi ekonomi ASEAN tidak hanya yang
bersifat internal di dalam negeri tetapi terlebih lagi persaingan dengan negara
sesama ASEAN dan negara lain di luar ASEAN seperti China dan India.
Laju
Inflasi
Tantangan
lainnya adalah laju inflasi Indonesia yang masih tergolong tinggi bila
dibandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN.
Dampak
Negatif Arus Modal yang Lebih Bebas
Proses
liberalisasi arus modal dapat menimbulkan ketidakstabilan melalui dampak
langsungnya pada kemungkinan pembalikan arus modal yang tiba-tiba maupun dampak
tidak langsungnya pada peningkatan permintaaan domestik yang akhirnya berujung
pada tekanan inflasi.
Kesamaan
Produk
Kesamaan jenis produk ekspor unggulan ini merupakan salah satu penyebab pangsa perdagangan intra-ASEAN yang hanya berkisar 20-25 persen dari total perdagangan ASEAN.
Daya
Saing Sektor Prioritas Integrasi
Saat ini
Indonesia memiliki keunggulan di sektor/komoditi seperti produk berbasis kayu,
pertanian, minyak sawit, perikanan, produk karet dan elektronik, sedangkan
untuk tekstil, elektronik, mineral (tembaga, batu bara, nikel), mesin-mesin,
produk kimia, karet dan kertas masih dengan tingkat keunggulan yang terbatas.
Daya
Saing SDM
Kemapuan
bersaing SDM tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan baik secara formal
maupun informal.
Tingkat
Perkembangan Ekonomi
Tingkat
perkembangan ekonomi Negara-negara Anggota ASEAN hingga saat ini masih beragam.
Kepentingan
Nasional
Disadari bahwa
dalam rangka integrasi ekonomi, kepentingan nasional merupakan yang utama yang
harus diamankan oleh Negara Anggota ASEAN. Kepentingan kawasan, apabila tidak
sejalan dengan kepentingan nasional, merupakan prioritas kedua.
Kedaulatan
Negara
Integrasi
ekonomi ASEAN membatasi kewenangan suatu negara untuk menggunakan kebijakan
fiskal, keuangan dan moneter untuk mendorong kinerja ekonomi dalam negeri.
SOLUSI MENGHADAPI ASEAN COMMUNITY
2015
Dengan hadirnya ajang MEA ini,
Indonesia memiliki peluang untuk memanfaatkan keunggulan skala ekonomi dalam
negeri sebagai basis memperoleh keuntungan. Namun demikian, Indonesia masih
memiliki banyak tantangan dan risiko-risiko yang akan muncul bila MEA telah
diimplementasikan. Oleh karena itu, para risk professional diharapkan
dapat lebih peka terhadap fluktuasi yang akan terjadi agar dapat mengantisipasi
risiko-risiko yang muncul dengan tepat. Selain itu, kolaborasi yang apik antara
otoritas negara dan para pelaku usaha diperlukan, infrastrukur baik secara
fisik dan sosial(hukum dan kebijakan) perlu dibenahi, serta perlu adanya
peningkatan kemampuan serta daya saing tenaga kerja dan perusahaan di
Indonesia. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi penonton di negara sendiri di
tahun 2015 mendatang.
Pada tahun 2015
merupakan tahun yang menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia, karena
ASEAN mengumumkan bahwa Asean Economic Community akan diberlakukan tahun
2015. Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) adalah
salah satu keputusan Bali Concord II, yang mensyaratkan sebelum 2015 Asia
Tenggara akan menjadi satu pasar tunggal dan basis produksi. Artinya, sebelum
2015 semua rintangan perdagangan akan diliberalisasi dan deregulasi. Semua arus
perdagangan akan dibebaskan dari biaya tarif yang selama ini menjadi penghalang
perdagangan.
AEC (Asean
Economic Community) keberadaannya mampu membuka luas pasar arus eksport-import
barang dan jasa ataupun investasi antarnegara ASEAN dimana permasalahan tarif
dan non tarif tidak diberlakukan kembali. Diberikannya kemudahan untuk
bertransaksi antar negara di Asia Tenggara, dapat dijadikan peluang atau
tantangan bagi perekonomian Indonesia. Berbagai tantangan dan peluang banyak
ditemukan bagi Indonesia, hanya saja hal tersebut perlu disusun dengan strategi
agar Indonesia bisa menanggulangi tantangan yang akan dihadapi nanti dan
memanfaatkan peluang yang ada sehingga dalam kepentingan perekonomian Indonesia
bisa meningkat dengan adanya AEC yang akan diselenggarakan tahun 2015. Memang
hal tersebut sangat menuntut pemerintah Indonesia dalam untuk melakukan
langkah-langkah strategis agar tidak menjadi negara pemasaran bagi
produk-produk luar negeri, sedangkan negara lain lebih memilih untuk investasi
di negara yang pelaksanaan usahanya sudah meningkat diantaranya Thailand,
Malaysia, Vietnam dan Brunei Darussalam. Hal ini menjadi tantangan yang menarik
bagi Indonesia dengan negara-negara ASEAN lainnya dalam hal peningkatan
perekonomian masing-masing negaranya melalui perdagangan bebas.
Berbagai strategi yang harus
dijalankan Indonesia dalam menghadapi Asean Economic Community 2015 antara
lain:
- Bersosialisasi besar-besaran mengenai adanya AEC 2015 kepada
masyarakat Indonesia khususnya terhadap pengusaha besar maupun pengusaha
kecil.
- Pemberdayaan Usaha Makro, Mikro, dan Menengah
- Penyediaan Modal
- Peningkatan kualitas Sumber Dya Manusia (SDM)
- Perbaikan Infrastruksur di Indonesia
- Reformasi kelembagaan dan pemerintah
- Reformasi Iklim Informasi
Hal tersebut
diatas, merupakan sebagian kecil strategi yang harus dilaksanakan pemerintah Indonesia
dalam menghadapi persaingan antar negara Asia Tenggara di AEC 2015 nanti.
Persaingan yang terlalu kompetitf memicu kesenjangan ekonomi antarnegara.
Singapura misalnya, negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di ASEAN ini
tentunya tidak bisa dibandingkan bahkan disamaratakan dengan negara-neara
berkembang di kawasan Asia Tenggara. Indonesia sebagai salah satu negara
berkembang harus teliti dalam “kebebasan” ini. Peluang dan tantangan harus
dianalisis, ditanggapi, dan diimplementasikan secara konseptual sehingga
nantinya Indonesia tidak hanya menjadi pasar bagi para investor luar saja,
melainkan mampu mengendalikan pasar internasional serta dapat mewujudkan
perubahan bagi masyarakat Indonesia.
Untuk menanggapi pertanyaan itu,
Indonesia sebenarnya mampu dan siap menyambut ASEAN Community 2015 dengan note,
Indonesia harus melakukan sejumlah upaya persiapan dan penanganan terkait
tujuan adanya ASEAN Community ini. Sehingga dengan adanya upaya tersebut,
diharapkan mampu melahirkan peningkatan taraf ekonomi, kestabilan di segala
sector kehidupan dan kesejahteraan rakyat pada saat ASEAN Community nantinya.
Karena pada prinsipnya dengan adanya dan terbentuknya. Komunitas ASEAN 2015 diharapkan dapat menjawab semuja tantangan dan
permasalahan yang terjadi pada negara negara yang tergabung dalam keanggotaan ASEAN.
0 komentar:
Post a Comment