Hubungan
Internasional di Asia Tenggara
Laporan Essai Sosialisasi Masyarakat Ekonomi ASEAN
(Kawasan Taman Cerdas Jalan May. Jen. S. Parman)
Oleh:
Novegian Sunaryo
|
|
1302045184
|
Pebri Christian
|
|
1302045185
|
Rohmatun Sinta Rahayu
|
|
1302045201
|
Program Studi Hubungan
Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik
Universitas Mulawarman
Latar Belakang Terbentuknya Ekonomi
ASEAN
Pertemuan
di Bali pada tahun 2003 yang dihadiri oleh negara-negara anggota ASEAN gagasan
untuk mewujudkan cita-cita kawasan yang memiliki integritas ekonomi kuat mulai
dirancang langkah awal dan diprediksikan akan dimulai pada tahun 2020. Namun
pada pertemuan di Filipina yang diselenggarakan pada 13 Januari 2007, para
negara-negara anggota ASEAN sepakat untuk mempercepat pembentuksn Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA).
Pembentukan
ini dilatarbelakangi oleh persiapan menghadapi globalisasi ekonomi dan
perdagangan melalui ASEAN Free Trade Area
(AFTA) serta menghadapi persaingan global terutama dari China dan India.
Percepatan keputusan negara ASEAN untuk membentuk MEA yang pada awalnya akan
dimulai pada tahun 2020 menjadi 2015 menggambarkan tekad ASEAN untuk segera
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing antar sesama negara anggota
ASEAN untuk menghadapi persaingan global.
Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA)
Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan satu
pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara, bertujuan untuk
meningkatkan investasi asing di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang
juga akan membuka arus perdagangan barang dan jasa dengan mudah ke
negara-negara di Asia Tenggara. Dalam kesepakatan tersebut terdapat lima hal
yang tidak boleh dibatasi peredarannya di seluruh negara ASEAN termasuk
Indonesia, yaitu Arus barang, Arus jasa, Arus modal, Arus investasi dan Arus
tenaga kerja terlatih. Dalam situasi dimaksud yang menjadi taruhan adalah daya
saing, baik dari sisi produk maupun SDM, karena apabila tidak disiapkan maka
ada kemungkinan negeri ini akan menjadi pasar dari produk asing dan masyarakat
kita hanya sebagai penonton, karena tidak mampu bersaing dengan tenaga asing
Tujuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Setiap
negara di Asean yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama, perlu
menciptakan sebuah wadah atau badan dimana mereka saling berusaha untuk
mewujudkan tujuan tersebut. Dan hal ini lah yang menjadi sebab adanya tujuan
dari sebuah organisasi. Tujuan dicerminkan oleh sasaran yang harus dilakukan
baik dalam jangka pendek, maupun jangka panjang. Adapun tujuan dari MEA adalah:
·
Untuk meningkatkan stabilitas
perekonomian di kawasan ASEAN, membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN
yang kuat. Bahwa saat ini di Amerika dan Eropa masih mengalami krisis ekonomi.
Dan dengan terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN diharapkan akan bisa mengatasi
masalah-masalah dalam bidang perekonomian antar negara ASEAN. Sehingga kasus
krisis ekonomi seperti di Indonesia pada tahun 1997 dulu tidak terulang kembali.
·
2. Terciptanya kawasan pasar bebas
ASEAN. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi pelaku usaha di negara
ASEAN. Persaingan produk dan jasa antar negara ASEAN akan diuji di sini. Bagi
pelaku usaha dan jasa hendaknya mulai sekarang meningkatkan kualitas produk.
Bagaimana produk itu agar dicintai konsumen. Dengan membuat produk yang
berkualitas serta harga terjangkau pasti akan bisa bersaing dengan produk dari
negara ASEAN lainnya.
Isi Kesepakatan Bali Concord II Tahun
2003 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Kesepakatan
Bali Concord II ini berisikan tiga poin penting. Poin tersebut adalah rencana
pembentukan ASEAN Economy Community (AEC) sebagai identitas ekonomi terpadu
Asia Tenggara, ASEAN Comunity Security (ASC) sebagai forum keamanan bersama dan
ASEAN Sosio Cultural Community (ASCC) yang erat dan saling menguatkan untuk
tujuan menjamin stabilitas perdamaian dan kemakmuran bersama di kawasan. Dari
situlah kesepakatan agar negara ASEAN bersama-sama membangun dan memperluas
integritas internal ekonomi negaranya masing-masing dan hubungan dengan
komunitas ekonomi dunia, juga berbagi tanggung jawab utama dalam memperkuat
stabilitas ekonomi, sosial, dan keamanan di wilayahnya.
Dalam
Bali Concord II ini pun ditegaskan bahwa terdapat pola kesinambungan antara 3
poin utama dalam kesepakatanya dalam membangun integritas ekonomi juga
memerlukan peran lingkungan politik yang aman yang dapat memberikan fondasi
yang kuat dihasilkan oleh kerja sama ekonomi, juga solidaritas politik dan
keamanan. Dalam Bali Concord inipun ditegaskan bahwa pentingnya berpegang pada
prinsip non-intervensi.
Jadi,
pada intinya kesepakatan Bali Concord II ini menyatakan bahwa ASEAN itu
merupakan wadah yang akan membangun kesempatan untuk integrasi regional yang
saling menguntungkan satu sama lain, dan juga bertekad untuk menjamin
terciptanya stabilitas dan keamanan di kawasan Asia Tenggara dari segala macam
pengaruh dan campur tangan asing. Jadi tetap mengacu pada pertahanan
kepentingan nasionalnya masing-masing negara ASEAN dan pula kebutuhan untuk
lebih mengkonsolidasikan dan meningkatkan prestasi ASEAN sebagai asosiasi
regional yang dinamis, ulet, dan kohesif untuk kesejahteraan negara-negara
anggotanya dan masyarakat yang mengadopsi 3 poin utama yaitu ASEAN Security
Community (ASC), ASEAN Economy Community (AEC), dan ASEAN Sosio
Cultural Community (ASCC).
Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Peningkatan Daya Saing Nasional Dalam Rangka Menghadapi MEA
Terkait dengan penerbitan
Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 2014, dalam dalam upaya untuk meningkatkan
daya saing nasional dan kesiapan menghadapi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) yang akan dimulai akhir 2015, maka presiden mengeluarkan Instruksi
Presiden Nomor 6 Tahun 2014 tentang Peningkatan Daya Saing Dalam Rangka Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN. Melalui Inpres tersebut, Presiden meminta kepada para
Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, Sekretaris Kabinet, Jaksa Agung,
Kapolri, para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), para Gubernur,
dan para Bupati/Walikota di seluruh Indonesia, untuk mengambil langkah-langkah
yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing
secara terkoordinasi dan terintegrasi untuk melakukan peningkatan daya saing
nasional dan melakukan persiapan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan
dimulai pada Tahun 2015.
Samarinda merupakan ibukota
Kalimantan Timur dan memiliki populasi penduduk yang cukup banyak serta
beragam. Masyarakatnya terbagi dari elemen paling bawah sampai atas. MEA
semakin dekat dan seperti yang telah dilakukan pemerintah selama ini telah
mensosialisasikanya dari lama dan berharap bahwa masyarakat akan sadar dan
bersiap-siap namun fakta yang terjadi dilapangan mengatakan tidak seperti itu
karena masih banyak masyarakat kita yang belum mengetahui apa itu MEA.
Sosiaslisasi yang dilakukan selama ini sepertinya tidak sampai ke semua elemen
masyarakat sehingga hanya sebagian saja yang telah mengetahui apa itu MEA. Maka
kami mahasiswa sebagai garda terdepan yang sangat mudah dan sering bersentuhan
langsung dengan masyarakat akan melalukan sosialisasi langsung kepada mereka
serta melihat bagaimana respon dan pengetahuan mereka terhadap MEA yang akan
terjadi pada akhir tahun 2015 ini.
Sosialisasi kali ini mengambil
tempat didaerah Taman Cerdas Samarinda, mengapa daerah itu yang dipilih karena
banyak ditemukan pelaku ekonomi skala kecil yang selama ini luput dari
sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Kami selaku
mahasiswa langsung melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang ada didaerah
tersebut baik sebagai pelaku ekonomi maupun hanya masyarakat biasa yang hanya
datang untuk wisata saja. Selama melakukan sosialisasi kami mendapat beragam
pendapat dari masyarakat yang kami wawancarai dan memang benar bahwa sebagian
dadri mereka tidak mengetahui apa itu MEA serta terkesan tidak peduli. Namun
tidak semuanya seperti itu, ada beberapa masyarakat yang telah paham.
Pelaku ekonomi seperti pedagang
kaki lima mengatakan bahwa mereka baru mengetahui tentang MEA dan merasa senang
dengan hal tersebut bahwa mereka bisa melakukan perjalanan luar negara dengan
sangat mudah bahkan bisa bekerja disana. Namun beberapa pedagang ternyata sudah
pernah mencoba mengadu nasib disana seperti Bapak Sutirman, beliau mengatakan
pernah mengadu nasib ke Malaysia
dengan cara berjualan disana namun tidak membuahkan hasil yang bagus serta
mengalami kegagalan lalu beliau kembali lagi ke Indonesia. Hal-hal seperti
inilah yang ditakutkan pada saat MEA terjadi karena banyak pekerja-pekerja asal
Indonesia yang tidak memiliki cukup kemampuan untuk bersaing dengan pekerja asing
dan ditambah lagi kemungkinan besar pekerja-pekerja Indonesia akan kalah saing
dinegara kita sendiri jika hal ini dibiarkan saja terjadi secara terus-menerus.
MEA sebentar lagi akan datang
maka siap tidak siap masyarakat khususnya yang berada di Indonesia harus
menyiapkan diri masing-masing, jangan sampai tujuan dibentuknya MEA ini yang
diharapkan bisa menimbulkan kesahjeteraan baru bagi masyarakatnya malah yang
terjadi sebaliknya. Indonesia harus bisa menjadi tuan rumah dinegaranya sendiri
bukan malah menjadi pembantu bagi orang luar dan diharapkan akan terjadi exodus
besar-besaran warga Indonesia ke wilayah-wilayah anggota ASEAN untuk mencari
pekerjaan yang lebih baik serta banyak ahli-ahli yang akan bekerja dinegara
tetangga.
Dokumentasi Sosialisasi MEA
Pebri Christian, Novegian Sunaryo, Rohmatun Sinta Rahayu
Pebri Christian, Novegian Sunaryo,
Rohmatun Sinta Rahayu
Brosur Masyarakat Ekonomi ASEAN Kami sebagai berikut:
0 komentar:
Post a Comment